MOTOR Plus-Online.com - Pabrikan motor asal Jepang, Honda dan Yamaha sudah mengenalkan motor listriknya.
Staf Ahli Utama Menteri Perhubungan Bidang Transportasi Darat dan Konektivitas Budi Setiyadi pun ikut menyoroti hal tersebut.
Ia berharap produsen lokal pembuat motor listrik masih mampu bersaing dengan merek-merek tersebut.
"Merek lokal masih bisa bersaing, kan pasarnya besar. Karena sepeda listrik buatan Indonesia saja sudah banyak digunakan dan harganya tidak mahal," ucap Budi saat berkunjung ke IIMS 2023.
"Selain itu harga motor listrik juga bervariasi, jadi tergantung harga baterainya," sambungnya.
Menurut Budi, merek lokal memang harus meningkatkan penjualannya.
"Menurut saya regulasi udah ada semua, intinya merek-merek (lokal) yang ada dan ingin tetap eksis, tentunya harus meningkatkan skema untuk penjualan, termasuk pemeliharaan dan ketersediaan suku cadang," kata Budi.
Layanan after sales akan memengaruhi eksistensi merek lokal.
Baca Juga: 1.000 Bengkel Modifikasi Motor Bensin Jadi Listrik Tersertifikasi Disiapkan, Ini Kata Menhub
Sebab konsumen akan memilih layanan purna jual yang mudah dijangkau.
"Karena kan tidak semua bengkel bisa (menangani motor listrik). Jadi kalau mau bermain, ya siapkan skema untuk itu," jelas Budi.
Budi juga menyayangkan masih minimnya penjualan motor listrik.
Hal tersebut disebabkan faktor kepercayaan konsumen yang masih rendah.
"Saya lihat persoalan utamanya trust masyarakat ya, karena masyarakat masih (bertanya-tanya), ini motor listrik bisa lanjut atau nggak, kayak dulu era motor China," ujar Budi.
"Tapi sebetulnya pemerintah melalui regulasi yang ada sudah menyiapkan semuanya," sambungnya.
Baca Juga: Banyak Motor dan Mobil Bakal Mudik Jelang Nataru, Menhub: Ada 44 Juta Pemudik
Meski begitu, Budi optimis dapat menempuh target penjualan motor listrik yang berada di hingga 2 juta unit di 2024.
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR