Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pelatihan zigzag dan angka delapan yang dilakukan saat ujian pratek SIM.
Tujuannya untuk melatih kepekaan reflek pengendara jika menghadapi kecelakaan di jalan.
Sehingga pengendara dapat mengambil gerakan reflek langsung.
“Namanya etika berkendaraan yang kita harapkan kepada masyarakat itu kita mengajarkan dia ber-reflek, refleknya harus ada dan tahu kenapa harus ada ujian angka delapan ialah untuk membuat pengendara terbiasa jika nantinya mengalami kaget karena masalah di jalan raya” jelas Yusri Yunus.
Saat ini petugas Kepolisian juga telah memperketat dalam persyaratan pembuatan SIM.
Diantaranya terdapat Satpas Prototype yang mengharuskan untuk melakukan face recognition untuk membaca wajah pemohon SIM.
Lalu dilanjutkan dengan menekan sidik jari, sehingga mengurangi adanya penyalahgunaan wewenang.
Baca Juga: Pembuatan SIM Palsu di Jawa Timur, Raup Untung Puluhan Juta Rupiah
Selain itu, saat ini terdapat kebijakan kepada pemohon SIM yang gagal dapat langsung mengulang ujian, dengan syarat dua kali kesempatan di hari yang sama.
“Salah satu contoh yang ada di Satpas Daan Mogot setiap hari Sabtu menyediakan pelatihan bagi pemohon SIM, dimana disediakan arena latihan langsung dan tidak di pungut biaya” pungkasnya.
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR