Sementara oli palsu saat dituang akan terlihat warna coklat yang lebih gelap dan terkadang agak kotor.
Namun untuk membuktikan oli palsu dan oli asli dari warna harus dilakukan uji lab terlebih dahulu.
"Tidak mudah memang untuk membuktikan oli palsu dan oli asli, kalau dari warna harus melalui beberapa tahapan uji lab. Nanti hasilnya akan terlihat dan komposisinya jelas berbeda," tambahnya.
Sigit Pranowo menambahkan, selama ini masyarakat jarang tahu kalau ada paguyuban yang memberikan edukasi seputar teknologi pelumasan atau oli.
Wadah ini adalah Masyarakat Pelumas Indonesia (MASPI) yang sudah berdiri sejak tahun 2005.
Baca Juga: Era Motor Listrik Dimulai, Pertamina Yakin Jualan Oli Masih Laris 10 Tahun ke Depan
MASPI merupakan paguyuban yang didirikan oleh para profesional di bidang pelumas dari lembaga peneliti, perguruan tinggi, industri otomotif, industri pelumas dan bidang lainnya.
Dibentuknya MASPI untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan peranan pelumas dan cara pelumasan yang benar.
MASPI bisa jadi rujukan pemilik kendaraan mendapat informasi mengenai pelumas (oli) dan pelumasan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sigit mengaku saat ini banyak sumber untuk mendapatkan edukasi seputar oli.
Tujuannya jelas agar masyarakat bisa membedakan oli palsu dengan oli asli.
Selain itu informasi dampak buruk jika secara terus menerus menggunakan oli palsu terhadap mesin motor atau mobil.
"Banyak sumber yang bisa dicari untuk mendapatkan informasi soal oli palsu. Tapi saran saya beli oli di tempat resmi seperti SPBU atau official store untuk menghindari oli palsu," tutupnya.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR