MOTOR Plus-online.com - Bikin kaget setelah tahu kapan pertama kali istilah mudik Lebaran dikenal di masyarakat.
Selain itu kendaraan yang digunakan untuk mudik bukan ternyata motor.
Tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman adalah kewajiban setiap akan tiba Lebaran Idul Fitri.
Masyarakat akan kembali ke kampung halamannya dengan berbagai macam kendaraan.
Tujuan dilakukannya mudik ke kampung halaman untuk bersilaturahmi bersama orang tua dan sanak keluarga.
Mudik banyak dilakukan masyarakat naik motor, mobil, kereta api bahkan pesawat.
Tapi sebenarnya mulai kapan pertama kali dikenal istilah mudik Lebaran?
Baca Juga: Mudik Bersama Keluarga Bebas Masuk Angin Mobil Listrik Imut Seharga Motor Matic Honda Scoopy
Istilah mudik Lebaran dikenal di Indonesia sejak lama dan sudah menjadi tradisi tahunan bagi masyarakat Indonesia yang merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Penggunaan istilah 'mudik' merujuk pada perjalanan pulang ke kampung halaman atau tempat asal untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga dan sanak saudara.
Secara historis, tradisi mudik lebaran sudah ada sejak zaman kerajaan di Indonesia, di mana para raja dan keluarganya akan melakukan perjalanan ke kampung halaman mereka untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga dan masyarakat setempat.
Namun, penggunaan istilah 'mudik' sebagai kata yang merujuk pada perjalanan pulang ke kampung halaman baru muncul pada era modern, khususnya setelah Indonesia merdeka.
Transportasi kendaraan yang digunakan untuk mudik pada zaman dahulu berbeda-beda tergantung pada lokasi dan kondisi geografis daerah tersebut.
Beberapa transportasi yang digunakan pada zaman dahulu di Indonesia antara lain:
1. Kereta api: Pada awalnya, kereta api menjadi pilihan utama bagi para pejabat atau keluarga kerajaan untuk melakukan perjalanan mudik.
Baca Juga: Ingat Lagi, Pemudik Motor Lewat Pelabuhan Ciwandan Bukan Merak Per 15 April 2023
Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi dan transportasi lainnya, kereta api tidak lagi menjadi pilihan utama untuk mudik.
2. Kapal laut: Bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau di Indonesia, kapal laut menjadi pilihan utama untuk mudik.
Kapal laut juga sering digunakan untuk mengangkut bahan makanan dan barang kebutuhan sehari-hari.
3. Sepeda: Pada zaman dahulu, sepeda menjadi kendaraan paling populer untuk melakukan perjalanan jarak dekat.
Namun, sepeda tidak cocok untuk melakukan perjalanan jarak jauh atau melewati medan yang sulit.
4. Kendaraan kuda: Kendaraan kuda atau delman juga digunakan pada zaman dahulu untuk melakukan perjalanan mudik.
Namun, penggunaan kendaraan kuda ini terbatas pada daerah perkotaan dan tidak dapat digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Baca Juga: Jelang Mudik Lebaran 2023, Polda Jateng Siapkan 270 Pos Jaga
5. Kendaraan roda empat: Pada masa sekarang, kendaraan roda empat seperti mobil dan bus menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan mudik.
Namun, pada zaman dahulu, kendaraan roda empat masih sangat terbatas dan hanya bisa diakses oleh segelintir orang.
Lalu mulai kapan mudik naik motor mulai ramai di masyarakat?
Peningkatan penggunaan motor sebagai kendaraan mudik di Indonesia dimulai sekitar tahun 1980-an.
Pada masa itu, motor menjadi kendaraan paling populer bagi masyarakat Indonesia karena harganya yang terjangkau dan kemudahannya dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di perkotaan.
Namun, popularitas motor sebagai kendaraan mudik yang ramai baru benar-benar terjadi pada tahun 1990-an.
Pada masa itu, sepeda motor menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia yang ingin melakukan perjalanan mudik, terutama bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi atau tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membeli tiket transportasi umum.
Baca Juga: Tips Aman Dari Begal Saat Mudik Lebaran 2023, Bahasa Daerah Terbukti Ampuh Diceritakan Pemotor
Sejak saat itu, penggunaan sepeda motor untuk mudik semakin populer dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Saat ini, sepeda motor masih menjadi kendaraan paling populer bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan mudik, terutama di daerah-daerah pedesaan dan perkotaan yang sulit dijangkau oleh transportasi umum.
Sebagian dari artikel ini dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence-AI)
| Penulis | : | Ahmad Ridho |
| Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR