MOTOR Plus-online.com - Yamaha pabrikan jadi sorotan di MotoGP 2023 jadi motor MotoGP paling loyo, padahal pernah pengalaman dengarkan langsung Valentino Rossi dan hasilnya juara dunia 2 musim beruntun.
Kondisi motor MotoGP Yamaha YZR-M1 di MotoGP 2023 disebut paling lemah dalam sejarah MotoGP 4-Tak sjeik 2002 silam.
Meskipun motor MotoGP Yamaha M1 musim ini soal top speed sudan seimbang dengan motor MotoGP rival.
Namun begitu sejak ronde MotoGP Portugal sampan Spanyol 2023 lalu, motor MotoGP Yamaha susah banget untuk tembus persaingan 3 besar.
Apakah itu 3 betar di kualifikasi, 3 besar di Sprint Race Sabtu, atau juga di 3 besar di Race hará Minggu.
Bahkan 2 pembalap andalan Yamaha pabrikan, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli, performanya bisa berbanding terbalik.
Sama-sama naik motor MotoGP Yamaha M1, hasil yang digasak Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli malah berseberangan.
Terbukti di beberapa ronde terakhir, Franco Morbidelli bagus di MotoGP Argentina saat kondisi cuaca berubah-ubah.
Eh, MotoGP Amerika dan Spanyol 2023 yang cuacanya stabil kering malah jeblok.
Baca Juga: Seberapa Pantas Jorge Lorenzo Jadi Test Rider, Sesumbar Mampu Dongkrak Motor MotoGP Yamaha
Kebalikan dari Franco Morbidelli, Fabio Quartararo keteteran di MotoGP Argentina tapi malah lebih baik di MotoGP Amerika dan Spanyol 2023.
Banyak yang berpendapat Yamaha pabrikan tidak mendengarkan masukan dari pembalapnya.
Input dan saran pembalap didengarkan tapi tidak jadi prioritas, Yamaha pabrikan lebih mengutamakan apa yang mereka yakin jadi kelebihan atau yang terbaik bagi motor MotoGP Yamaha.
Sampai-sampai pecah kongsin RNF Racing jadi skuat Yamaha satelit di 2021 silam buntut dari tidak didengarnya apa yang diharapkan pihak RNF.
RNF Racing pun dipinang Aprilia pabrikan menjadi skuat MotoGP satelit, belum setahun RNF Racing performanya lebih baik ketimbang saat masih jadi skuat Yamaha satelit di 2021.
Sampai-sampai ada asumsi Yamaha pabrikan terlalu birokratis dan tak mau dengar masukan dan input dari pembalapnya.
Padahal sejarah terungkap, Yamaha pabrikan pernah melakukan langkah mendengarkan apa kata pembalapnya.
Itu terjadi di musim 2004 saat Valentino Rossi bergabung dengan skuat Yamaha pabrikan.
Valentino Rossi memutuskan hengkang dari Honda pabrikan karena dianggap tidak dihargai.
Baca Juga: Legenda MotoGP Valentino Rossi Ungkap Karakter Muridnya Francesco Bagnaia, Sampai Diamini Crew Chief
Kesempatan tidak betahnya Superstar MotoGP dimanfaatkan Yamaha pabrikan melakukan pendekatan dan The Doctor julukan Valentino Rossi mau bergabung dengan pabrikan berlogo Garpu Tala.
Sebagai info, Valentino Rossi saat itu ada di skuat MotoGP pabrikan terkuat bahkan sudah mempersembahkan 3 titel juara dunia, 1 GP 500 2001 dan 2 MotoGP 2002-2003.
Sampai banyak pengamat membeberkan langkah kepindahan Valentino Rossi dari Honda ke Yamaha adalah blunder yang bisa buat dirinya pensiun dini.
Yamaha pabrikan saat itu melakukan pendekatan yang dibilang radikal di mana kehadiran Valentino Rossi didengarkan semua saran dan inputnya.
Termasuk Valentino Rossi kasih masukan untuk mesin motor MotoGP Yamaha bisa punya rentang tenaga yang merata di setiap putarannya.
Valentino Rossi tidak pengin motor MotoGP Yamaha YZR-M1 seperti motor MotoGP Honda yang bertenaga.
Valentino Rossi butuh motor yang bisa menikung dengan cepat serta lincah dan stabil saat masuk dan keluar tikungan.
Terima kasih buat Masao Furusawa sebagai pimpinan projek motor MotoGP Yamaha YZR-M1 yang turun tangan langsung untuk membuat motor MotoGP Yamaha YZR-M1 kompetitif.
Alhasil, Valentino Rossi menjalani debut sebagai pembalap Yamaha pabrikan dengan hasil yang sensasional dan membungkam cibiran banyak orang.
Baca Juga: Fabio Quartararo Tampil Jeblok Bukan Tak Suka Format Balap Baru Sprint Race, Gara-gara 2 Hal
Valentino Rossi mempersembahkan kemenangan perdana bagi Yamaha pabrikan di ronde perdana MotoGP musim 2004 di sirkuit Phakisa Freeway Afrika Selatan.
Hingga kemudian Valentino Rossi berhasil menjadi juara dunia MotoGP 2004 sekaligus 2005.
Valentino Rossi mempersembahkan titel juara dunia perdana bagi Yamaha dan sekaligus titel juara dunia beruntung 2004-2005.
Artinya, Yamaha punya pengalaman mau mendengarkan apa kata pembalapnya dan hasilnya terbukti positif.
Berkaca dari musim 2004 silam, atau 19 tahun lalu pernah ada pengalaman mendengarkan apa kata pembalapnya.
Jika saja apa yang pernah dilakukan Yamaha di 2004 itu dilakukan kembalai di beberapa musim terakhir atau musim ini.
Rasa-rasanya motor MotoGP Yamaha YZR-M1 punya potensi untuk kompetitif menghadapi motor MotoGP Eropa seperti Ducati Desmosedici GP, KTM RC16 ataupun Aprilia RS-GP.
Gimana nih Yamaha pabrikan?
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Joni Lono Mulia |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR