Bahkan vape dapat menyebabkan adiksi atau ketagihan.
"Jadi tidak benar kalau rokok elektronik lebih aman," ujar Agus dikutip dari Kompas.com (13/8/2022).
"Meskipun tidak mengandung tar ternyata rokok elektronik itu ada bahan karsinogen," tambahnya.
Bahaya vaping diantaranya adalah merusak paru-paru, memicu asma, memicu kanker dan merusak DNA.
Kalau bikers butuh bukti bahaya vape, mungkin pengalaman remaja 19 tahun asal Virginia Barat, Amerika Serikat ini bisa jadi pelajaran.
Dikutipi dari NYPost.com, Draven Hatfield mulai ngevape sejak usia 13 tahun dan jadi kecanduan.
Pada Oktober 2021, ia mengalami sakit dada parah dan kram di sisi tubuhnya.
Baca Juga: Pemotor Wajib Waspada! Asap Rokok Ternyata Bisa Tularkan Virus Corona, Ketua IDI Angkat Bicara
Ia dilaporkan menderita Pneumotoraks spontan atau paru-paru kolaps.
"Dokter mengakatan bahwa vape menciptakan gelembung udara di paru-paru saya, dan gelembung itu pecah dan mengeluarkan udara, itu menyebabkan paru-paru saya kolaps," ujar Draven Hatfield kepada Jam Press.
Setelah sembuh, Hatfield menggunakan vape lagi dan akhirnya paru-paru kembali kolaps.
Setelah 3 kali mengalami paru-paru kolaps dan masih ngevape, baru pada yang keempat kalinya Hatfield memutuskan untuk berhenti vaping.
"Dalam perjalanan ke rumah sakit semuanya terlihat baik-baik saja, dan ketika saya sampai di sana mereka (dokter) harus melakukan operasi pada saya," lanjutnya.
Meski sudah menjalani operasi dan berhenti memakai vape, remaja 19 tahun itu masih merasakan sakit di bagian dada, di samping paru-parunya yang kolaps, dan punggung bagian bawah.
"Saya tidak akan pernah menyentuh vape atau rokok lagi, saya yakin bahwa vaping menyebabkan kerusakan, dokter spesialis saya juga yakin akan hal itu," pungkas Hatfield.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Bahaya Penggunaan Vape atau Rokok Elektronik, Apa Saja?"
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR