Awas Bikers Hobi Ngevape Harus Tahu Bahayanya Pengalaman Remaja Vaping Dari Usia 13 Tahun Bisa Jadi Pelajaran

Ardhana Adwitiya - Senin, 8 Mei 2023 | 13:55 WIB
Pexels
Ilustrasi bikers doyan ngevape, ketahui bahaya vape.

MOTOR Plus-online.com - Pengguna rokok elektronik atau vape populer di kalangan remaja termasuk bikers.

Awas bikers yang hobi nongkrong sambil ngevape harus tahu bahayanya, pengalaman remaja vaping dari usia 13 tahun bisa jadi pelajaran penting.

Vape lebih dilirik bikers muda karena dianggap lebih sehat daripada rokok konvensional yang ada tembakau.

Padahal menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, vape atau rokok elektronik sama bahayanya dengan rokok konvensional.

Kandungan yang terdapat pada rokok elektrik antara lain nikotin, zat kimia, serta perasa/flavour-nya bersifat toxic atau racun.

"Merokok elektrik itu sama bahayanya dengan merokok konvensional," kata Dante dikutip dari Kompas.com, Selasa (31/5/2022).

"Tidak ada bedanya risiko merokok konvensional dan elektrik, dua-duanya sama bahayanya baik itu sekarang dari segi sosial ekonomi maupun untuk masa depan masalah penyakit yang mungkin timbul dari aktivitas merokok elektrik," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto.

Baca Juga: Video Pemotor Nyaris Terbakar Gara-Gara Baterai Vape Saat Cuaca Hujan

Menurutnya, di dalam rokok elektronik terdapat nikotin, karsinogen, serta bahan toksik atau mengandung racun lainnya.

Bahkan vape dapat menyebabkan adiksi atau ketagihan.

"Jadi tidak benar kalau rokok elektronik lebih aman," ujar Agus dikutip dari Kompas.com (13/8/2022).

"Meskipun tidak mengandung tar ternyata rokok elektronik itu ada bahan karsinogen," tambahnya.

Bahaya vaping diantaranya adalah merusak paru-paru, memicu asma, memicu kanker dan merusak DNA.

Kalau bikers butuh bukti bahaya vape, mungkin pengalaman remaja 19 tahun asal Virginia Barat, Amerika Serikat ini bisa jadi pelajaran.

Dikutipi dari NYPost.com, Draven Hatfield mulai ngevape sejak usia 13 tahun dan jadi kecanduan.

Pada Oktober 2021, ia mengalami sakit dada parah dan kram di sisi tubuhnya.

Baca Juga: Pemotor Wajib Waspada! Asap Rokok Ternyata Bisa Tularkan Virus Corona, Ketua IDI Angkat Bicara 

Ia dilaporkan menderita Pneumotoraks spontan atau paru-paru kolaps.

"Dokter mengakatan bahwa vape menciptakan gelembung udara di paru-paru saya, dan gelembung itu pecah dan mengeluarkan udara, itu menyebabkan paru-paru saya kolaps," ujar Draven Hatfield kepada Jam Press.

NYPost.com
Draven Hatfield saat operasi paru-paru yang kolaps akibat keseringan pakai vape.

Setelah sembuh, Hatfield menggunakan vape lagi dan akhirnya paru-paru kembali kolaps.

Setelah 3 kali mengalami paru-paru kolaps dan masih ngevape, baru pada yang keempat kalinya Hatfield memutuskan untuk berhenti vaping.

"Dalam perjalanan ke rumah sakit semuanya terlihat baik-baik saja, dan ketika saya sampai di sana mereka (dokter) harus melakukan operasi pada saya," lanjutnya.

Meski sudah menjalani operasi dan berhenti memakai vape, remaja 19 tahun itu masih merasakan sakit di bagian dada, di samping paru-parunya yang kolaps, dan punggung bagian bawah.

"Saya tidak akan pernah menyentuh vape atau rokok lagi, saya yakin bahwa vaping menyebabkan kerusakan, dokter spesialis saya juga yakin akan hal itu," pungkas Hatfield.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Bahaya Penggunaan Vape atau Rokok Elektronik, Apa Saja?"

Penulis : Ardhana Adwitiya
Editor : Joni Lono Mulia


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular