"Tentunya, akibat atau dampak yang mereka lalukan nantinya akan ada konsekuensi hukum, hal ini tidak kami harapkan. Kami semua tentunya sayang terhadap anak-anak, sebaiknya arahkan anak-anaknya untuk melakukan kegiatan positif seperti memperbanyak ibadah di bulan puasa dan belajar," pungkasnya.
Keusilan para bocah remaja membuat konten pocong juga pernah terjadi di Blitar.
Bahkan akibatnya, mereka terpaksa digiring polisi karena meresahkan warga.
Enam remaja di Blitar membuat konten prank YouTube dengan berdandan pocong di rel kereta api Desa Kalipucung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Kamis (8/4/2021) silam.
Polisi memberi pembinaan kepada enam remaja yang rata-rata berusia 15-16 tahun dan berstatus pelajar itu, sebelum dikembalikan ke orang tuanya.
Baca Juga: Ketahui Jenis Uang Kuno yang Bisa Bikin Kaya Mendadak, Satu Lembar Setara Harga Motor Baru
Satu dari enam remaja itu juga sempat diminta mempraktikkan menjadi pocong dengan melompat-lompat di halaman Polsek Sanankulon.
"Mereka sempat kami bawa ke Polsek untuk diberi pembinaan. Orang tuanya juga kami panggil dan mereka kami suruh buat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya," kata Kapolsek Sanankulon, AKP Wahono.
Wahono mengatakan, tindakan yang dilakukan enam remaja itu membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.
Apalagi, mereka membuat konten prank dengan berdandan pocong di rel kereta api Desa Kalipucung.
"Kalau ada kereta lewat mereka bisa celaka. Orang yang ditakut-takuti kalau terkejut juga bisa jatuh," ujarnya.
Dikatakannya, kasus itu bermula dari laporan masyarakat.
Masyarakat menginformasikan ke Polsek ada sekelompok remaja sedang membuat konten prank YouTube dengan berdandan pocong di lokasi.
Polisi bersama masyarakat kemudian mengecek ke lokasi dan ternyata benar ada sekelompok remaja satu di antaranya berdandan pocong.
Baca Juga: Pulang Nonton Formula E Jakarta, Masyarakat Lebih Mudah Pulang Naik Ojol
"Warga mengetahui aksi para remaja itu sudah dua hari ini. Akhirnya warga menginformasikan ke Polsek," katanya.
Menurut Wahono, para remaja itu berpura-pura berdandan seperti pocong untuk menakut-nakuti warga yang lewat di lokasi.
Tujuan aksi para remaja itu untuk membuat konten prank di YouTube agar terkenal dan punya banyak subscriber sehingga bisa menghasilkan uang.
"Mereka sudah berjanji tidak mengulangi perbuatannya," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kronologi Konflik Ojol dan Ojek Pangkalan di Terminal Osowilangun, Berawal dari Jemput Penumpang,
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR