"Heran juga kita sebenarnya. Apa maksud dan tujuan dari materi-materi super sulit seperti itu? Di jalan kan tidak ada yang begitu. Saya saja tidak pernah lihat ada jalanan bentuk angka delapan," tuturnya.
Makanya, pemilik Yamaha RX King Iron Man itu meminta Korlantas Polri merumuskan ulang materi dan tahapan ujian pembuatan SIM yang lebih substantif.
Dia juga setuju dengan arahan Kepala Polri Listyo Sigit Prabowo yang meminta Kepala Korlantas memperbaiki layanan pembuatan SIM karena dinilai tidak relevan dan menjadi keresahan masyarakat.
Meski begitu, pria berusia 45 tahun itu mengingatkan, memperbaiki layanan pembuatan SIM tidak berarti dimudahkan.
Soalnya, peran dan fungsi SIM seharusnya dapat meliputi segala aspek karena menyangkut keselamatan orang banyak.
"Tapi kita buat ujian SIM ini harus bisa mencakup lebih banyak variabel yang relevan. Baik itu dari segi kemampuan, pemahaman, hingga kesiapan berkendara. Jadi ujiannya tetap sulit dan ketat, tapi dalam maksud dan tujuan yang jelas," katanya.
Nah, kalau menurut brother gimana nih tentang ujian SIM di Indonesia, khususnya pada bagian tes praktek?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak Pengendara Arogan di Jalanan, Komisi III Ingin Ujian SIM Dibuat Lebih Substantif"
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR