"Bikin SIM di Singapura cukup mahal," kata Wijaya Kusuma saat dihubungi MOTOR Plus-online, Jumat (14/7/2023).
"Biaya sekolah mengemudi Rp 30 juta, tambah biaya test kesehatan, psikolologi dan lain-lain Rp 10 juta, jadi total biaya adalah Rp 40 juta," lanjutnya.
Selain biaya yang mahal, pria yang akrab disapa Jaya ini mengatakan proses dapat SIM Singapura cukup lama.
"Untuk punya SIM harus dapat Provisional Driving License (PDL), hanya 48 jam paham Basic Theory dan program Circuit Training serta simulator," tambah Jaya.
"Setelah itu keluar SIM sementara atau PDL dan harus pasang huruf L di depan dan belakang motor, berlaku 6 bulan untuk kemudian ajukan Permanent Licence (SIM permanen)," sambungnya.
Ketika memiliki SIM sementara atau PDL, brother harus ditemani instruktur saat berkendara di jalan raya.
"Batas waktu PDL adalah 2 tahun, kalau tidak mengajukan Permanent License maka harus mulai dari pertama lagi," jelas ahli safety riding berlisensi itu.
Baca Juga: Wacana SIM Berlaku Seumur Hidup Indonesia Ditinggal Singapura, Di Inggris Sampai Usia 70 Tahun
Enaknya masa berlaku SIM di Singapura cukup lama, yakni hingga usia 60 tahun.
"SIM Permanent License berlaku sampai umur 60 tahun," lanjut Jaya.
"Setelah itu perpanjangan setiap 3 tahun dengan melampirkan surat kesehatan dan tes pengelihatan mata," pungkasnya.
Pasalnya pengelihatan manusia semakin menurun di usia 60 tahun, sehingga kemampuan mata melihat harus dicek.
Kalau sistem SIM motor Singapura berlaku juga di Indonesia, menurut brother bagus atau tidak?
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR