Si wanita saat menekan klakson manual pun masih tertawa terbahak-bahak.
Tapi menurut pakar safety riding Ikatan Motor Indonesia (IMI) Joel Deksa Mastana, penggunaan spion seperti ini bisa membahayakan ridernya.
"Dari ukuran saja ini sudah tidak sesuai standarnya, karena spion yang paling baik adalah yang sudah disiapkan oleh pabrikan," buka saat dihubungi MOTOR Plus-online.
"Secara teknis kaca spion adalah 1/3 dari part bisa melihat tubuh dari lengan sampai bahu, tapi ini sudah menyalahi aturan karena dia melebihi dari ukuran setang motor," terangnya.
Menurut Joel ada alasannya kenapa spion standar pabrikan masih yang paling baik untuk digunakan riding.
"Spion pabrikan itu contohnya pakai kaca cembung bukan datar, sementara spion aftermarket banyak yang pakai kaca datar sehingga kita tidak bisa leluasa melihat belakang," tegasnya.
Selain itu dari ukurannya spion standar memang besar kalau aftermarket bisa lebih kecil.
"Tapi kalau ukuran makin kecil kemampuan kita melihat ke belakang makin sedikit dan itu bisa menjadi penyebab kecelakaan nah kalau di video tadi terlalu besar juga rawan bikin bahaya gimana kalau sampai tersangkut," wanti Joel.
Jadi sebaiknya kalian jangan ganti spion motor secara sembarangan.
Apalagi pakai ukuran yang terlalu besar atau terlalu kecil dari spion standarnya.
KOMENTAR