"Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah lebih jauh dengan memberikan bantuan pemerintah dan insentif fiskal kepada masyarakat yang ingin membeli KBLBB," ujar Luhut, dikutip dari Kompas.com, saat peluncuran Kebijakan Bantuan Pemerintah untuk KBLBB, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tapi, insentif diberikan hanya untuk mobil listrik yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.
Saat ini, baterai mobil listrik masih diimpor.
Jika produsen mobil listrik sudah menggunakan baterai buatan dalam negeri, maka TKDN dari mobil tersebut tentu akan meningkat.
Luhut mengatakan, Indonesia akan memproduksi baterai lithium.
Tapi, perkembangan teknologi sekarang ini sangat cepat.
Sekarang, sudah mulai masuk Lithium Ferro Phosphate (LiFePO4 atau LFP).
"Kebetulan, kita memiliki besi yang cukup banyak. Jadi, LFP ini akan kita produksi juga di Indonesia. Kebetulan lagi, kita sudah memproduksi lithium processing plant di Morowali yang berkapasitas 60.000 ton per tahun, salah satu yang terbesar di dunia," kata Luhut.
"Jadi, kita sekarang akan memasuki dua bidang ini. Kita membangun ekosistem di dalam energi baru yang menggantikan energi dari fosil," tutupnya.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR