"Barang yang ada di udara bisa jadi salah satu masalahnya pengecatannya. Kalau pengecatannya baik, tidak akan ada kerusakan," tutur pria berkacamata itu.
"Pengecatan (sebenarnya) simpel, tapi memerlukan prosedur yang baik," ucap peneliti yang aktif sejak tahun 1980-an itu.
Pria yang bekerja di Departemen Teknik Material ITB itu bilang, menggunakan cat paling mahal sekalipun tetap bisa membuat rangka rusak kalau prosedurnya tidak baik.
"Cat yang paling mahal, tapi permukaannya tidak baik, bisa menimbulkan kerusakan. Apakah prosedurnya baik," tutur Bambang.
Ia menuturkan, para manufaktur seharusnya bisa memprediksi kondisi paling parah pemakaian kendaraan dengan konteks yang semestinya.
"Kesalahan pemotor (itu) random, harusnya bisa dihandle. Mereka harus memprediksi kondisi paling parah dengan konteks normal," ujarnya.
Di sisi lain, pria yang memegang gelar Doktor di Universite de Technologie de Compiegne France itu mengimbau para pemilik motor tetap menjaga kebersihan kendaraannya supaya rangka keropos enggak sampai kejadian.
"Salah satu yang bisa dilakukan (dengan) membersihkan. Misalnya kena lumpur atau kotor karena hal lain, harus segera dibersihkan," imbaunya.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR