Kalau tidak mau, ia mengaku, bakal disiksa dan motornya bakal dijual.
"Saya kapok pak. Saya cuma diajak. Karena diancam sama mereka. Kalau enggak ikut (aksi begal) nanti saya sikat sendiri (dipukul atau motor dirampas)," ujarnya saat diinterogasi oleh Kapolsek Tandes Polrestabes Surabaya, Kompol Zulkifli A Musa, Sabtu (9/9/2023).
Saat ditanya mengenai keluarga, istri dan anaknya, suara tersangka AT yang semula terdengar jelas, mendadak berubah memelan dan berganti dengan rengekan.
Saking membuncahnya rasa penyesalan itu, tersangka AT bahkan secara spontan memeluk tubuh Kanit Reskrim Polsek Tandes, Iptu Edy Mamoto yang berdiri di samping kirinya.
"Saya baru dapat Rp 1,5 juta pembagian upah begal. Uang buat kebutuhan sehari-hari. Dan beli spion ini sarana motor saya. Anak saya 2, 1 meninggal. Saya salah pak. Saya minta ampun," rengeknya seraya memeluk dan bersujud ke lutut Kanit Reskrim Iptu Edy Mamoto.
Sementara itu, Kapolsek Tandes Polrestabes Surabaya Kompol Kompol Zulkifli A Musa mengatakan, tersangka AT baru pertama kali ditangkap oleh petugas kepolisian.
Perannya dalam komplotan begal bersenjata tajam itu, sebagai joki motor sarana aksi. Sedangkan, dua orang tersangka lainnya, adalah eksekutor pencurian motor.
"Beraksi dengan cara mengincar pengendara lengah, saat ada kesempatan. Lalu rampas. Sepertinya sasarannya dia secara hunting random acak," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "Sok Sangar Bawa Parang Saat Mbegal Motor di Surabaya, Tukang Tambal Ban Ini Menangis Bersujud"
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR