MOTOR Plus-online.com - Tukang tambal ban yang juga pelaku begal motor di Surabaya nangis sampai peluk polisi, terpaksa ikut kalau enggak ada ancamannya.
Hal tersebut dilakukan seorang tukang tambal ban sekaligus begal motor berinisial AT (20).
AT menjadi salah satu dari tiga komplotan begal motor yang merampas motor karyawan pabrik asal Jombang.
Aksi perampasan motor itu terjadi di Jalan Raya Satelit Utara, Tanjungsari, Sukomanunggal, Surabaya, Jawa Timur pada Rabu (26/7/2023) pukul 22.50 WIB.
Korbannya bernama Fajar Oktaviano Ramadhan (20) warga asal Jombang, yang indekos di Jalan Balongsari, Tandes, Surabaya.
Ketiga begal motor merampas Honda Vario 160 yang dibeli Fajar seharga Rp 27 juta.
Kejadian berawal saat korban datang ke rumah calon mertua di kawasan Sawahan, Surabaya.
Di tengah perjalanan, Fajar berhenti untuk mengisi daya baterai melalui colokan yang ada di dasbor motor.
Baca Juga: Motor Milik Polisi Dirampas Begal Motor di Bandung, Lukai Korban Hingga Lindas Pakai Motor
"Saya biasanya lewat situ dan aman. Biasanya saya kencang kalau lewat jalan situ," ungkapnya dikutip dari Surya.co.id.
Dari arah belakang, datang begal motor menggunakan Honda PCX berwarna merah.
Awalnya, Fajar enggak menyangka kalau mereka bertiga begal motor, dikira pemotor pada umumnya.
AT yang membawa parang, menempelkan ke sisi kanan perut Fajar.
"Saya pas berhenti mau cas HP. Tapi mereka sudah datang dan tempelkan parang di perut. Kayaknya parang, kalau pisau, kan panjang. Sekitar 30 cm," jelasnya.
Menyadari nyawanya terancam. Fajar berinisiatif secepat mungkin memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket.
Lalu dirinya melompat lari ke arah belakang motor, untuk menjauh dari ancaman sabetan parang yang dipegang si eksekutor perampasan, sewaktu-waktu.
"Pokoknya saya lari menjauh. Saya kaget. Motor sudah dibawa kabur. Ya seperti di CCTV itu, cuma mereka 3 pelaku berhasil bawa kabur motor saya," katanya.
Baca Juga: Bekasi Rawan Begal Motor Lagi Polisi Imbau Warga di Rumah Saja Saat Malam Hari
Beberapa waktu lalu, Tim Antibandit Polsek Tandes Polrestabes Surabaya berhasil menangkap AT.
Eksekutor begal motor itu mengaku dipaksa untuk mengikuti ajakan kedua orang temannya yang kini sedang buron tersebut.
Kalau tidak mau, ia mengaku, bakal disiksa dan motornya bakal dijual.
"Saya kapok pak. Saya cuma diajak. Karena diancam sama mereka. Kalau enggak ikut (aksi begal) nanti saya sikat sendiri (dipukul atau motor dirampas)," ujarnya saat diinterogasi oleh Kapolsek Tandes Polrestabes Surabaya, Kompol Zulkifli A Musa, Sabtu (9/9/2023).
Saat ditanya mengenai keluarga, istri dan anaknya, suara tersangka AT yang semula terdengar jelas, mendadak berubah memelan dan berganti dengan rengekan.
Saking membuncahnya rasa penyesalan itu, tersangka AT bahkan secara spontan memeluk tubuh Kanit Reskrim Polsek Tandes, Iptu Edy Mamoto yang berdiri di samping kirinya.
"Saya baru dapat Rp 1,5 juta pembagian upah begal. Uang buat kebutuhan sehari-hari. Dan beli spion ini sarana motor saya. Anak saya 2, 1 meninggal. Saya salah pak. Saya minta ampun," rengeknya seraya memeluk dan bersujud ke lutut Kanit Reskrim Iptu Edy Mamoto.
Sementara itu, Kapolsek Tandes Polrestabes Surabaya Kompol Kompol Zulkifli A Musa mengatakan, tersangka AT baru pertama kali ditangkap oleh petugas kepolisian.
Perannya dalam komplotan begal bersenjata tajam itu, sebagai joki motor sarana aksi. Sedangkan, dua orang tersangka lainnya, adalah eksekutor pencurian motor.
"Beraksi dengan cara mengincar pengendara lengah, saat ada kesempatan. Lalu rampas. Sepertinya sasarannya dia secara hunting random acak," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "Sok Sangar Bawa Parang Saat Mbegal Motor di Surabaya, Tukang Tambal Ban Ini Menangis Bersujud"
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR