Semisal, integralitas antara skuat penguji, skuat pabrikan dan satelit hingga produksi motor MotoGP Honda jadi lebih efektif dan efisien.
Mulai dari test rider atau pemblap penguji MotoGP yang benar-benar punya jam terbang tinggi dan wawasan luas.
Status test ridernya benar-benar full timed job dan dedicated untuk fokus dan serius dalam meriset motor MotoGP.
Sehingga motor MotoGP dari test rider ini benar-benar siap dipakai oleh pembalap reguler, skuat pabrikan atau satelit.
Pola dan sistem kerja riset motor MotoGP yang terstruktur namun menggubris input dari pembalap reguler mampu memperbaikin motor MotoGP Honda lebih baik lagi.
Keberadaan test rider full time job dan pembalap reguler membuat motor MotoGP Honda tak lagi sentral ke salah satu pembalap yang ada di Honda.
Artinya, motor MotoGP Honda bisa kompetitif oleh siapa saja pembalapnya.
Mungkin lebih luas lagi seberapa untung Luigi Dall'Igna kesampaian dipinang Honda, dapat membenahi performa motor Moto3.
Yang beberapa musim terakhir selalu kalah performa dengan motor Moto3 rival yaitu KTM RC250GP.
Baca Juga: Aprilia Ternyata Pernah Punya Motor Lebih Canggih dari RS-GP di MotoGP, Tapi Hasilnya Babak Belur
Apalagi Luigi Dall'Igna pernah berkomentar Ducati tertarik untuk turun di ajang Moto3 dengan mesin Ducati.
Rasa-rasanya sih jika benar Honda kesampaian meminang sosok penting MotoGP Luigi Dall'Igna banyak untungnya tidak hanya jangka pendek tapi juga jangka panjang.
Seserius itukah niat Honda meminang Luigi Dall'Igna?
Penulis | : | Joni Lono Mulia |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR