Biasanya, cairan tersebut digunakan untuk analisis kimia atau penelitian di laboratorium dan industri.
"Tapi, yang jelas ini pasti cairan asam. Ada beberapa jenis yang dimungkinkan digunakan pelaku. Bisa jadi, ini jenis asam nitrat, asam klorida, atau asam sulfat,” ujar Puji.
Puji menjelaskan, asam sulfat, asam nitrat, dan asam klorida (HCL) memiliki sifat yang berbeda.
Misalnya, asam nitrat biasa digunakan di bagian metalurgi dan pengilangan, karena dapat bereaksi dengan metal.
Ketika dicampurkan dengan asam klorida, campuran ini akan membentuk aqua regia, satu dari sedikit reagen yang dapat melarutkan emas dan platinum.
Sementara asam klorida merupakan larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCL) yang biasa digunakan untuk keperluan industri.
Asam klorida harus ditangani dengan keselamatan yang tinggi, karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Berbeda dengan asam klorida, asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat.
Zat ini larut dalam air pada semua perbadingan. Ini juga merupakan salah satu produk utama industri kimia.
Puji menambahkan, asam sulfat memang berbahaya bila terkena pada jaringan seperti kulit.
Baca Juga: Honda BeAT Lengkap dengan STNK dan BPKB Dijual Maling Motor di Probolinggo, Endingnya Auto Malu
Efek yang ditimbulkan akibat sifat asam sulfat sebagai senyawa korosif dan penarik air yang kuat, dapat menyebabkan kulit seperti terkena luka bakar.
Namun, luka bakar akibat asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar akibat asam kuat lainnya. Ini karena adanya tambahan kerusakan jaringan oleh senyawa H dan O dari jaringan ditarik sebagai H2O (dehidrasi).
Selain itu, akan terjadi kerusakan termal sekunder akibat pelepasan panas oleh reaksi asam sulfat dengan air.
Selain berbahaya untuk kulit dan jaringan, asam sulfat pekat berasap (Oleum) juga membahayakan pernapasan. Bila terjadi kecelakaan terpapar asam sulfat pada kulit harus dilakukan penanganan yang cepat dan benar.
Perawatan pertama yang standar dalam menangani tumpahnya asam sulfat ke kulit adalah dengan membilas kulit tersebut dengan air sebanyak-banyaknya dan yang terpenting air harus mengalir.
Pembilasan dilanjutkan selama 10 sampai 15 menit untuk mendinginkan jaringan di sekitar luka bakar asam dan guna menghindari kerusakan sekunder.
Pakaian yang terkontaminasi oleh asam sulfat harus dilepaskan dengan segera dan bilas kulit yang berkontak dengan pakaian tersebut.
“Untuk itu, cairan ini tidak dijual bebas di pasaran. Hanya untuk keperluan analisis kimia dan industri,” kata Puji Yanto.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR