MOTOR Plus-Online.com - Motor listrik ternyata mengandung emisi yang tinggi dibanding motor bensin disebut oleh Menteri Perindustian, begini maksudnya.
Banyak yang mengatakan jika kendaraan listrik contohnya motor listrik atau mobil listrik tak menghasilkan emisi karbon.
Hal tersebut berbeda dengan motor atau mobil bensin yang gas buang hasil pembakaran mesin mengandung emisi karbon.
Sekedar catatan, emisi karbon adalah proses pelepasan gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung CO2, solar, LPG, dan bahan bakar lainnya ke lapisan atmosfer.
Namun brother MOTOR Plus tahu enggak, emisi karbon yang dihasilkan motor listrik seperti bisa lebih besar dari mesin bensin, kok bisa?
Menteri Perindustrian menjelaskan mengapa emisi karbon dari kendaraan listrik bisa lebih tinggi dibanding kendaraan bensin.
Mengutip Tribunnews,com, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kasih penjelasan.
Ia mengatakan, emisi karbon kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) jauh lebih besar daripada mobil Hybrid maupun Internal Combustion Engine (ICE).
Baca Juga: Wow United E-Motor Bersiap Bangun Pabrik Baterai Motor Listrik Sendiri
"Datanya mengatakan bahwa per-unit karbon yang dihasilkan oleh EV itu lebih tinggi daripada Hybrid, lebih tinggi daripada ICE, karena sumber energinya masih dari fosil," ungkap Agus, Rabu (11/10/2023).
Ternyata yang hal ini difokuskan untuk sumber energi penyuplai daya di kendaraan listrik.
Sumber energi ini yang jadi faktor utama emisi karbon EV jauh lebih tinggi dari mesin bensin (ICE) maupun Hybrid.
Tambah Agus, hal tersebut menjadi tantangan hampir di seluruh industri, termasuk di Indonesia.
Hal ini karena 60 persen karbon dihasilkan berasal dari sumber energi.
"Sebetulnya kontribusi karbon yang berasal dari sektor industri itu 15-20 persen dari total emisi atau karbon yang ada di nasional." bebernya.
"Dari 20 persen ini, uraiannya adalah 60 persen berasal dari sumber energi, kemudian 25 persen berasal dari limbah dan 15 persen berasal dari IPPU atau proses produksi yang ada di dalam industri," lanjut Agus.
Sama dengan sumber energi bagi industri, EV atau sektor manufaktur sangat terbantu dari Kementerian/Lembaga (K/L) atau institusi yang memiliki komitmen menyediakan energi yang bersih.
Baca Juga: Selain Motor Listrik, Energy Transition 2023 Jadi Arah Menuju Net Zero Emission 2060
"Jadi sumber energi kita tergantung dari K/L lain, walaupun Kemenperin juga mendorong penguatan-penguatan dari industri untuk memproduksi energi yang ramah lingkungan, di mana kita sudah memiliki program Rooftop Solar Panel." ujar Agus.
"Tetapi ada kendala dari aturan dari K/L lain yang membuat batasan-batasan dari industri tersebut untuk beralih seluruhnya kepada energi hijau dalam hal ini solar panel," tambahnya.
Jadi intinya, emisi karbon yang dimaksud ini bukan berasal dari proses kendaraan listrik seperti motor listrik atau mobil listrik tersebut bekerja.
Emisi karbon yang dimaksud adalah hasil dari pembuatan sumber energi penyuplai daya yang dibutuhkan oleh motor listrik atau mobil listrik.
Proses produksi listrik masih pake batubara, sedangkan dalam prosesnya batubara menghasilkan emisi karbon.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menperin Ungkap Emisi Karbon EV Lebih Besar dari Mobil Hybrid Hingga ICE, Ini Sebabnya
Penulis | : | Yuka Samudera |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR