"Biasanya dulu di kilang minyak ada deteksi tentang HCN, Selain NOX, SOX, tapi di kendaraan juga ada. Terutama yang di mesin bensin injeksi langsung," buka Fuad, Kamis (19/10/2023).
Ia mengatakan, peredaran senyawa pada emisi gas buang kendaraan bermotor itu bisa bertahan dalam hitungan bulan.
"HCN ada di udara, dan bertahan sampai bulanan. Pembakaran lahan dan sampah juga ada kontribusinya pada HCN," tuturnya.
Untuk jumlahnya, peneliti Minyak dan Gas Bumi itu bilang, peredaran HCN lebih banyak di kendaraan bensin modern.
"Untuk di kendaraan bensin biasanya lebih banyak kendaraan yang modern dibandingkan dengan karburator," kata dia.
Meski begitu, ia menuturkan, faktor emisi terbilang kecil dibanding HCN itu sendiri.
"Ada yang mengatakan karena faktor katalis konverter yang bereaksi dengan NOX, dan sebagainya. Emisi faktornya terbilang kecil, emisinya kalau lagi (sedang) idle, macet, lebih banyak HCN, dan juga VOC. Resiko toxic nya 270 ppmV HCN. (Kalau) yang di emisi gas buang jauh di bawah itu," tukasnya.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR