Dodiyanto, Senior Brand Executive dan Product Development PT Gajah Tunggal Tbk., produsen ban IRC kasih penjelasan.
Katanya proses vulkanisir dari video tersebut sangat berbahaya.
"Kalau lihat itu tread bannya sudah habis, daya lengket rubber warna ke yang aslinya sangat rawan lepas. Kita sangat tidak menyarankan karena faktor safety, sangat bahaya," kata Dodiyanto via Kompas.com, Jumat (3/11/2023).
Dodiyanto yang rajin sedekah tersebut khawatir, proses ban vulkanisir di truk saja cuma dipakai di roda belakang, bukan roda depan.
Jika diterapkan di motor, permukaan yang menyentuh ke aspal sangat kecil, sangat berbahaya.
"Ketebalan tread di ban saja beda antara bagian tengah dan pinggir, di pabrik akurasinya sangat dijaga. Sedangkan itu kalau lihat di video manual pakai tangan," kata Dodiyanto yang mirip orang Pondok Indah Jaksel tapi tinggal di Ciledug Kota Tangerang.
Paling bahaya juga tidak diketahui itu bagian rubber warna-warni yang ditempel ke ban senyawa atau tidak karetnya.
Kalau tidak, risiko lepas dari cangkangnya (ban asli) sangat besar.
"Atau enggak lepas tapi kebuka, jadi menimbulkan ban hamil atau gelembung. Ban kan buat manuver dan lainnya, siapa yang jamin itu enggak licin (compound warna-warni)," kata Dodiyanto yang mirip suami Mulan Jamela tersebut.
Jadi, sebaiknya jangan coba beli ban motor terutama yang vulkanisir.
Ban itu sebenarnya sudah habis, ditambahi karet lagi tapi tentu risikonya lebih tinggi, bisa bahaya.
Lebih jelas dan banyak video ban warna-warni silakan cek akun TikTok Ecotire langsung.
KOMENTAR