MOTOR Plus - online.com Saat ini pemerintah menambah subsidi untuk motor listrik konversi menjadi Rp 10 juta dari sebelumnya RP 7 juta.
Tapi sejauh ini program konversi motor listrik ini masih sepi peminat oleh warga.
Makanya pengamat otomotif sekaligus ahli tim peneliti LPEM UI Riyanto mengatakan memang masih banyak masyarakat yang ragu dengan motor listrik konversi ini.
"Banyak masyarakat tidak yakin dengna program konversi motor listrik," ujar Riyanto dikutip dari tribunnews.com
"Sebab mesin sepeda motornya diambil dan diganti baterai," tambahnya.
Lalu ia menjelaskan masalah lain adalah keterbatasan bengkel bersertifikasi dalam konversi motor listrik ini.
Selain itu proses sertifikasi memakan waktu cukup lama sehingga dianggap tidak efektif.
"Proses sertifikasi juga lama dan memakan waktu," tambahnya.
Baca Juga: Terbaru 38 Motor Listrik Dapat Subsidi Rp 7 Juta dari Pemerintah Cek Syarat dan Caranya
"Mereka yang motornya cuma satu selama proses konversi ini menggunakan apa," tegasnya.
Makanya masih banyak yang ragu dengan motor listrik konversi ini sehingga masih sepi peminat.
Riyanto menyarankan program konversi motor listrik ini bisa dilakukan dengan metode trade-in atau tukar tambah.
Langkah ini perlu dikaji lagi jika memang ingin mempercepat penggunaan motor listrik di masyarakat.
"Kalau mau sih program tukar tambah aja (trade-in) ya," bilangnya lagi.
"Jadi sepeda motor lama diharga sesuai harga pasar untuk ditukar ke sepeda motor listrik," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Program Konversi Sepi Peminat, Pengamat Sarankan Ubah ke Metode Tukar Tambah,
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Uje |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR