Nantinya proses destilasi bertingkat maka kandungan gas yang terdapat di dalam oli bekas dihilangkan.
Kemudian proses yang kedua adalah HDF atau hydrofinishing sehingga menghasilkan base oil.
Bahasa sederhananya semua kandungan selain base oil yang terdiri dari aditif dan air serta gram dihilangkan.
Antara base oil hasil daur ulang dan virgin base oil (VBO) atau base oil dari perut bumi berbeda panjang rantai hidrocarbon (HC).
Base oil hasil daur ulang yang dicampur dengan VBO persentasenya sekitar 70:30.
Base oil daur ulang hanya 30 persen. Jadi, kualitas yang dihasilkan oleh pelumas dari recycle tetap aman untuk digunakan
Balik lagi ke Roy ia mengungkapkan kalau ia mengumpulkan oli bekas tersebut untuk dijual lagi.
Biasanya Roy malah menjualnya ke luar kota, terutama daerah Bangk Belitung.
Wah kok jauh amat? Buat apa tuh?
"Oli bekas ini biasanya untuk pembakaran aspal baru," terangnya.
Biasanya ia menghargai oli bekas sekitar Rp 1.300 per liter tapi harga tersebut bisa naik turun sesua permintaan alias tidak ada patokan.
"Kalau permintaan lagi ramai tapi stok sedikit harganya bisa naik antara Rp 2.500-3.000 per liternya," yakinnya.
"Tapi saya berani jamin kalau pengepul oli bekas tidak ada yang menjual untuk dijadikan oli palsu, bisa ditangkap dan dipenjara nantinya," tegas Roy dengan logat Batak.
Penulis | : | Uje |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR