"Kita ambil contoh SPX. Di kita, SPX itu oli (harganya) Rp 70 ribu, Sedangkan di online harga Rp 70 ribu dapat 2. Jadi itu kan udah enggak masuk akal," terang Budi.
Lelaki yang juga ketua salah satu komunitas motor matic ini juga menjelaskan perbedaan oli palsu dengan yang asli dilihat dari kemasannya.
"Itu (oli palsu) juga bisa dilihat dari barcode. Jadi, barcode scan-nya itu sampai kode produksinya berbeda dengan yang ori (asli)," kata Budi.
Selain dari kemasan, ia menjelaskan, oli palsu akan lebih cepat panas dibanding pelumas mesin asli.
"Oli palsu itu yang bikin mesin cepat panas. Misalnya (suhu) 100 derajat baru panas, nah ini 30 derajat aja mesin sudah panas, jadi sudah tidak wajar," tuturnya.
Enggak cuma itu, Budi juga bilang akan muncul lendir di dalam mesin.
"Jadi kalau di sini sering terjadi oli palsu di sini sampai motor (ada) lendir di head-nya, makanya kita sebut kena oli palsu," tukasnya.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR