Hal itu akan jadi prasyarat wajib untuk dapat mengakses beberapa kompetisi.
Untuk mendapatkan homologasi, helm harus memenuhi standar performa dan kualitas tinggi yang ditetapkan oleh FIM, selain standar internasional yang dipilih (DOT, SNELL, JIS).
Tiap helm dievaluasi melalui protokol pengujian yang telah ditetapkan.
Tujuannya untuk meningkatkan pengembangan helm yang menawarkan perlindungan optimal bagi pembalap.
Perlindungan optimal yang dimaksud seperti meminimalkan risiko patah tulang tengkorak dan berbagai bentuk kerusakan otak.
Pengujian juga memperhitungkan kinerja mekanis bantalan pelindung dan shell helm.
Uji miring merupakan aspek yang paling baru dan modern dari prosedur uji FIM.
Baca Juga: Banyak Jadi Impian, Ini yang Membuat Harga Helm Arai Selalu Mahal
Metode pengujian mencerminkan skenario yang sangat umum terjadi dalam kecelakaan di dunia nyata, meskipun sejauh ini tidak pernah dibahas dalam standar internasional.
Bantalan pipi harus dilengkapi sistem quick release, yang ditandai dengan tali merah.
Selain itu, uji tekan disertakan dalam protokol dan digunakan untuk memeriksa ketahanan shell terhadap benturan benda tajam.
Homologasi FRHPhe-02 akan mulai diberlakukan pada Januari 2026 mendatang.
Sekaligus menggantikan FRHPhe-01 yang berakhir Desember 2025.
Hingga November 2023, baru ada dua helm yang memenuhi homologasi FRHPhe-02.
LS2 X-Force untuk balap off-road, dan Arai RX-7V FIM Racing 2 untuk balap sirkuit.
Artinya baru helm Arai yang siap digunakan di kejuaraan MotoGP 2026.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR