Baca Juga: Pakar Kasih Paham Knalpot Racing dan Knalpot Brong Itu Berbeda, Tak Bisa Asal Tilang
Nah, banyak pabrikan di Indonesia mulai produksi knalpot aftermarket buat harian.
Sedangkan knalpot racing hanya dijual buat kebutuhan tim balap, seperti dilakukan WRX Racing.
Produsen knalpot asal Cikupa, Tangerang ini jual model GP dan Silent Racing, yang suaranya lebih rendah.
"WRX Silent Racing misalnya, didesain pakai sekat di dalam silencer, jadi lebih ke suara senyap,” rinci Indrawan, Owner merek WRX Racing.
Buat model racing, modelnya setengah pipa dan tanpa saringan, makanya khusus buat sirkuit saja.
Tidak hanya suaranya adem, knalpot aftermarket seperti WRX Racing juga berani test emisi.
Makanya, Abenk dan angggota AKSI lainnya berharap polisi lakukan razia dengan dB meter.
"Dalam peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 56 Tahun 2019, untuk motor dengan kubikasi 80-175 cc maksimal kebisingannya 80 dB," kata Abenk.
Penggunaan dB meter juga harus benar untuk mengukur tingkat kebisingan motor.
"Diukur 1 meter dari ujung knalpot, bukan di depan moncongnya persis," tegas Abenk.
Sedangkan di lapangan, sering ditemukan pengetesan dB meter yang tidak sesuai.
"(Mesin) jangan digeber, apalagi sampai limit, biarkan dalam posisi idle," sambungnya.
Baru ketahuan angka dB meter yang benar, sesuai dengan peraturan pemerintah.
"Kalau digeber sampai limiter, knalpot bawaan pabrik juga bisa melebihi 80 dB," ujar Abenk.
Harapannya, publik dan regulator bisa membedakan, mana knalpot aftermarket buat harian serta racing buat balap.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR