MOTOR Plus-online.com - Beredar rumor kalau Yamaha akan menyuntik mati line-up motor terkencang mereka.
Motor yang dimaksud adalah Yamaha R1 dan R1M.
Artinya Yamaha akan mengikuti langkah Suzuki menuju masa depan tanpa motor sport 1.000 cc.
Suzuki telah menghentikan produksi GSX-R1000R pada akhir tahun 2022.
Mengutip Visordown.com, R1 dan R1M tidak akan rilis menggunakan mesin yang sesuai regulasi emisi EU5+.
"Yamaha Motor Group, telah mengambil keputusan untuk tidak mengembangkan R1 atau R1M versi EU5+," tulis keterangan resmi Yamaha Inggris dikutip dari Visordown.com.
"Melainkan fokus pada strategi bisnis dan produk jangka menengah lainnya yang akan memberikan peluang di masa depan," sambungnya.
Walau bikin kaget banyak biker, namun hal ini bukanlah sebuah kejutan besar.
Baca Juga: Yamaha Ngamuk Luncurkan Motor Matic Baru 125cc Bodi Tajam Terinspirasi Yamaha R1
Pasalnya kini pabrikan beralih dari motor premium ke motor berkapasitas rendah.
Alasannya untuk investasi di area pasar dengan volume yang lebih tinggi.
Untuk model R1 dan R1M yang sudah ada, batas waktu penjualan yang tidak memenuhi standar Euro5+ adalah pada tahun 2025.
Sementara itu, Euro6 diperkirakan bakal diperkenalkan pada 2030.
Ada upaya penyelamatan bagi R1, tapi mungkin itu bukan yang diinginkan sebagian besar pengendara.
Pada tahun 2023, Yamaha menghentikan R6 sebagai motor jalan raya dan malah menjualnya dalam versi balap.
Hal serupa juga bisa dilakukan Yamaha kepada R1, mengingat motor balap tidak dibatasi oleh aturan emisi Euro.
Selain itu, terdapat pergeseran segmen pasar motor sport.
Masyarakat kini tidak lagi membeli motor sport 1.000 cc, tetapi lebih pilih motor ringan dan lebih terjangkau.
Yamaha mungkin sedang mempersiapkan Yamaha R9 yang telah lama ditunggu-tunggu untuk peluncuran besarnya.
Sekadar info, Yamaha sudah menyuntik mati R1 di India.
Penjualan motor superbike di India sangat jatuh dan bahkan angkanya lebih kecil dari Inggris dan Eropa.
Source | : | Visordown.com |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR