MOTOR Plus-online.com - Sering ditemukan di beberapa titik, pemotor lawan arah bisa kena denda ratusan ribu rupiah atau hukuman penjara.
Salah satu alasan banyak yang lawan arah, yaitu demi waktu tempuh yang lebih cepat.
Padahal, ada resiko kecelakaan yang bisa terjadi dengan melawan arus.
Makanya petugas gabungan sampai melakukan razia penindakan terhadap pelanggaran tersebut.
Seperti yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI Jakarta bersama Kepolisian Republik Indonesia dan TNI.
Dilakukan sehari dua kali, penindakan berlangsung dari pukul 07:30 WIB sampai 10:00 WIB di pagi hari.
Eits sore hari juga ada, mulai dari pukul 16:00 WIB hingga 18:00 WIB di beberapa wilayah yang berpotensi.
View this post on Instagram
Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo pada Jumat (23/2/2024).
Baca Juga: Awas Polisi Mulai Gencar Razia Lawan Arah di Jakarta dan Sekitarnya Bisa Kena Denda Segini
"Pemilihan lokasi penindakan disesuaikan dengan potensi wilayah terjadinya pelanggaran lawan arah," kata Syafrin mengutip situs resmi Pemprov DKI Jakarta.
Bukan tindak sembarangan, sudah ada aturannya di Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).
Menurut Pasal 287, pengendara yang melanggar rambu jalan dikenakan sanksi denda maksimal Rp 500 ribu.
Setidaknya, ada 3 ayat yang menjelaskan sanksi bagi yang lawan arah, yaitu:
Ayat 1: tentang sanksi melanggar aturan perintah / larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas atau marka jalan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp 500.000
Ayat 2: tentang sanksi melanggar aturan perintah / larangan yang dinyatakan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp 500.000
Ayat 3: tentang sanksi melanggar aturan gerakan lalu lintas atau tata cara berhenti dan parkir dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp 250.000.
Halo pelanggar lawan arah, masih mau nekat nih?
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR