"Untuk non-ABS saat pengereman depan kalau tidak ada pengamannya di motor sudah pasti terpelanting," sambungnya.
"Karena ada pengamannya itu jadi tinggal keberanian kita saat pengetesan," lanjut Ega, sapaan akrabnya.
"Untuk non-ABS tingkat kecelakaannya pasti lebih besar, karena saat pengereman depan atau belakang itu sama saja, enggak signifikan," tambah dia.
"Cuma bisa melambat sedikit, tapi tingkat kecelakaannya pasti ada," sambungnya.
"Tapi saat naik motor ABS, saya pribadi lebih pede," lanjutnya.
"Saat pengereman depan saja posisi motor normal, berdiri tegak dan ban belakang tidak tergelincir," jelasnya.
"Kalau ngerem depan biasanya ban ngedecit, tapi kalau rem ABS tidak ada decitan," tambah lagi Ega.
"Saat ngetes rem belakang itu malah jauh lebih maksimal," sambungnya.
Baca Juga: Otomotif Group Ngobrol dengan Pakar Soal Rem ABS Jadi Standar Motor di Indonesia
"Pengetesan ketiga rem depan-belakang sangat maksimal," lanjut pria yang biasa bawa motor Honda Vario non-ABS.
Ega pun memberi kesimpulan kalau tingkat keamanan lebih dapet untuk rem ABS.
Terkait ABS motor jadi fitur standar, driver ojol ini sangat setuju.
"Setuju sekali kalau ABS jadi standar motor di Indonesia," ucap dia.
"Awalnya juga bingung apa sih ABS itu, biasanya orang beli motor asal bisa isi bensin dan jalan," lanjutnya.
"Karena tadi dites di jalan berair dan simulasi jalan rusak, motor dengan rem ABS itu lebih maksimal," pungkas Ega.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR