Rian menambahkan, dirinya pernah menyampaikan hal tersebut pada acara ASEAN TRANSPORT MINISTER MEETING ke-28 di Nusa Dua Bali tahun 2022 lalu.
Saat itu, ASEAN NCAP menjelaskan kalau minimal 50 km/jam harus menggunakan ABS.
Dosen Politeknik APP Jakarta itu mejelaskan kenapa fokus utama ASEAN NCAP malah ke rem ABS motor.
"Yang jadi tantangan itu kenapa sih harus ABS? Kenapa bukan teknologi lain? Justru konsepnya motor itu saat berkendara atau bergerak harus punya traksi," lanjut lagi Rian.
"Di motor sangat berdekatan dengan keseimbangan, traksi hilang maka pengendara bisa jatuh," sambungnya.
"Dengan adanya ABS traksi tetap didapatkan saat pengereman darurat," tambahnya.
"Dan itu bisa membantu pengembangan teknologi lain seperti cornering ABS dan Motorcycle Stablility Control (MSC)," jelasnya.
"Jadi ABS bukan sesuatu yang advance karena teknologinya sudah lama, tapi itu merupakan suatu dasar pengembangan teknologi keselamatan yang lain setelahnya," lanjut dia.
Saat ini Thailand dan Malaysia mewajibkan motor 125 cc ke atas menggunakan rem ABS.
"Kenapa di Malaysia mintanya di 125 cc ke atas, kenapa acuannya jadi cc bukan kecepatan, karena itu motor yang paling banyak diproduksi," tukasnya.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR