Tapi awas ternyata bakal ada efek buruk kalau motor kalian yang biasanya minum Pertalite tiba-tiba disuruh minum bensin oktan tinggi seperti Pertamax dan sejenisnya.
Apalagi jika motor kalian masih pakai kompresi rendah.
Contohnya masih pakai kompresi di bawah 10:1 atau malah di bawah 9:1 seperti motor-motor keluaran lama.
Akan jadi masalah jika motor yang biasa minum Pertalite dipaksa minum Pertamax atau bensin sejenis.
"Mesin dengan kompresi rendah enggak mampu membakar sempurna bensin yang punya oktan tinggi," ucap Dicky Nurjaman yang saat diwawancara menjadi Teknisi R Pit Yamaha Harapan Motor dikutip dari gridoto.com
"Efeknya, masih ada sisa bensin yang enggak terbakar di ruang bakar," tambahnya.
Dengan kata lain, mesin kompresi rendah pakai bensin oktan tinggi membuat proses pembakaran di ruang bakar jadi enggak sempurna.
Proses pembakaran yang enggak sempurna membuat performa motor menurun dan konsumsi bensin jadi lebih boros.
"Nah, sisa bensin yang tidak terbakar tadi juga bisa mencemari komponen mesin lainnya," lanjut Dicky.
Yang bahaya kalau sisa bensin itu masuk ke bak oli melalui celah antar piston dan liner.
"Kalau sisa-sisa bensin yang tidak terbakar itu kemudian bercampur dengan oli mesin, bisa terjadi fuel dilution," ujar Dicky.
"Fuel dilution ini bikin bensin membuat oli mesin jadi lebih encer dan cepat rusak, sehingga oli tidak mampu menahan gesekan antar part secara maksimal," tambahnya.
Makanya, ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan saat kalian ingin pakai bensin oktan tinggi di mesin motor berkompresi rendah.
Biasanya, mekanik akan meningkatkan rasio kompresi mesin dengan melepas paking.
Atau bisa juga dengan memajukan timing pengapian agar pembakaran bisa sempurna.
Jadi butuh penyesuaian lebih lanjut supaya mesin tetap berfungsi secara optimal.
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Uje |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR