Ahli Metalurgi lulusan Prancis, Prof. Dr. Ir. Bambang Widyanto Dea lebih menyoroti posisi lubang pembuangan air, apakah berada di titik terendah atau tidak.
"Lubang yang lebih banyak harus diperhatikan posisinya dan harus bisa menjamin tidak ada jebakan air," ucap Bambang saat dihubungi MOTOR Plus-online, Jumat (15/3/2024).
"Air tidak terjebak dijamin kalau lubang berada di posisi terbawah yang menjamjn air yang terjebak bisa mengalir ke lubang itu," sambung Dosen Teknik Metalurgi Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) itu.
Sebelumnya, Bambang memberi komentar tentang lapisan cat rangka eSAF baru yang lebih tebal dibandingkan generasi lama.
Menurut Bambang, lapisan cat tidak harus ditebalkan.
"Tidak selalu perlu lebih tebal catnya," lanjut pria lulusan Universite de Technologie de Compiegne, Prancis tahun 1991 itu.
"Yang penting kontinyu dan tidak ada cacat pengecatannya," sambungnya.
"Maksudnya kontinyu adalah cat terjamin enggak ada cacat yang menyebabkan ada bagian baja yang bisa kontak dengan media sekitar," jelasnya.
"Misalnya berbentuk lubang kecil yang artinya ada bagian yang tidak terlindung cat," pungkas Bambang.
Dari temuan MOTOR Plus lubang pembuangan air paling bawah tidak berada di posisi atau titik terendah rangka.
Hal ini bisa membuat air terjebak di dalam rangka.
Meski begitu, diameter lubang tersebut lebih bisa jika dibandingkan dengan lubang yang sama di rangka eSAF generasi lama.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR