Kemudian Menkop Teten diajak berkeliling melihat produk knalpot aftermarket buatan AKSI.
View this post on Instagram
Lanjut ke area luar Gedung SMESCO, dilaksanakan demonstrasi pengukuran kebisingan knalpot motor menggunakan desibel meter (dB meter).
Untuk motor 250 cc Yamaha XMAX dengan knalpot aftermarket, angka kebisingan sesuai ambang batas Peraturan Menteri LHK.
Begitu juga dengan Vespa Primavera sebagai sampel motor 150 cc, di bawah 80 desibel.
"Saat ini anggota Asosiasi Produsen Knalpot Seluruh Indonesia berjumlah 20 merek yang dapat berpotensi lebih dari 300 merek," ujar Asep Hendro selaku Ketua AKSI.
"20 merek ini sudah menyerap 12 ribu karyawan dengan omset Rp 60 miliyar," sambungnya.
"Dalam kesempatan ini kami mohon agar dicarikan solusi untuk mencegah semakin banyaknya pengangguran," lanjutnya.
Pasalnya banyak rumah produksi yang melakukan PHK sampai tutup, imbas penindakkan knalpot tidak standar secara asal-asalan.
"Kami berharap Pemerintah bersama AKSI dapat bersinergi merumuskan standarisasi produk knalpot Indonesia agar dapat semakin berkembang," tambahnya.
"Perlu kami laporkan UMKM khususnya Industri Kreatif Knalpot memiliki kontribusi atau peranan cukup besar, yaitu perluasan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja," sambung dia.
"Produk-produk anggota AKSI juga telah dapat menembus pasar luar negeri," lanjutnya.
"Ini membuktikan bahwa produk Indonesia juga dapat bersaing dengan produk luar negeri dan kedepannya kami harapkan dapat menjadi penguasa pasar di dalam negeri," tambahnya.
View this post on Instagram
"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, bahwa kita harus bangga buatan Indonesia, harapan kami tidak hanya bangga tapi mulai membeli produk Indonesia," pungkasnya.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR