MOTOR Plus-online.com - Wacana pembatasan sampai penghapusan Pertalite mulai tahun ini nampaknya jadi kenyataan.
SPBU Pertamina ini bahkan sudah tidak menjual Pertalite, langsung banjir komentar netizen.
Tanda-tanda penghapusan Pertalite nampaknya sudah mulai terlihat dari unggahan di sosial media Facebook.
Dikutip MOTOR Plus-online dari Facebook Cerita Ojol, pada bagian depan SPBU 31.122.04 ada tulisan yang bikin pemotor kaget.
"SPBU 31.122.04 SUDAH TIDAK MENJUAL PERTALITE" demikian tulisan di kertas warna putih yang ditempel pada sebuah cone warna oranye.
Pertalite sudah mulai menghilang dibeberapa titik spbu.
Rencana pembatasan bbm bersubsidi sudah direncanakan dari tahun 2023 dan 2024 ini sudah mulai terjadi pembatasan. lama-lama menghilang total seperti premium.
Dari penelurusan via lewatmana.com, SPBU Pertamina 31.122.04 ini berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Tidak ada penjelasan apakah Pertalite di SPBU tersebut memang benar sudah tidak menjual Pertalite atau belum ada kiriman Pertalite dari pusat.
Yang jelas pembatasan atau penghapusan Pertalite ini jika terlaksana membuat pemotor harus membeli Pertamax.
Baca Juga: Pertalite Akan Dihapus Penggantinya Bensin Baru Harganya Lebih Mahal Rp 3.900 Per Liter
Baca Juga: Bensin Baru Pengganti Pertalite Sudah Dijual Bebas di SPBU Pertamina Ketahui Ciri-cirinya
Tentu saja foto SPBU Pertamina tidak jual Pertalite ini ramai dibanjiri komentar netizen.
Irfan Fauzi Fattahillah: Masih ada vivo shel bp yg lebih ramah playanan nya
HS.Nadja: Tinggal nunggu waktu
Jack Sunarto: Ya tinggal kita beralih ke non pertamina aja, yg kualitas dan takarannya pasti lebih baik
Gampang kan...
Bang Ijal: Gas pertamax lah.. udah mulai terbiasa pake pertamax, jatuhnya sama aja dengan pertalite..
Uly: Jogetin aja lah yg pengen berlanjut
Dikutip dari Kompas.com, wacana penghapusan Pertalite memang sudah terdengar sejak akhir bulan Agustus 2023 lalu.
Rencananya tahun 2024 ini Pertalite diusulkan untuk dihapus PT Pertamina Persero dan akan digantikan bensin baru.
Pertalite dan Solar termasuk jenis BBM subsidi yang masih dijual dengan harga murah.
Saat ini Pertalite dijual per liternya Rp 10 ribu dan paling banyak digunakan masyarakat.
Nantinya Pertalite akan diganti Pertamax Green 92.
Pertamax Green 92 merupakan bensin baru hasil pencampuran Pertalite dengan 7 persen etanol atau E7.
Namun demikian belum jelas kapan pastinya penghapusan Pertalite yang sudah ramai dibicarakan.
Sementara terkait wacana penghapusan Pertalite, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan jika usulan tersebut direalisasikan.
Asalkan Pertamina bisa menghasilkan produk BBM tanpa ada beban tambahan.
“Ya kalau memang bisa disediakan dengan tidak ada beban tambahan, boleh saja,” kata dia ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (15/1/2024).
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati pernah mengungkapkan, rencana penghapusan Pertalite di 2024 merupakan bagian dari Program Langit Biru.
Baca Juga: Sedih Driver Ojol Kena Prank Tidak Dapat THR Lebaran Kemenaker Malah Bilang Begini
Program ini mendorong peningkatan oktan BBM secara bertahap.
Pada tahap pertama telah dilakukan sejak dua tahun lalu penghapusan BBM RON 88 alias Premium menjadi BBM RON 90 alias Pertalite.
Kini pada tahap kedua diusulkan untuk mengganti BBM RON 90 alias Pertalite menjadi BBM RON 92 alias Pertamax.
Jika usulan ini disetujui pemerintah, maka Pertalite akan digantikan dengan Pertamax Green 92.
"Program Langit Biru tahap dua, di mana BBM subsidi kita naikan dari RON 90 ke RON 92," ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8/2023).
Namun pergantian dari Pertalite ke Pertamax Green 92 masih menjadi kajian internal Pertamina.
Jika disetujui, Nicke pun mengusulkan agar Pertamax Green 92 masuk dalam kategori bahan bakar minyak (BBM) yang disubsidi oleh pemerintah.
Menurut Nicke, kajian tersebut dilakukan untuk menghasilkan kualitas BBM yang lebih baik, karena bahan bakar dengan kadar oktan yang lebih tinggi akan semakin ramah lingkungan.
Penggunaan Pertamax Green 92 pun dinilai lebih ramah lingkungan sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai nol emisi karbon (net zero emission/NZE) di 2060.
"Kami mengusulkan ini adalah karena itu lebih baik. Kalau misalnya dengan harga yang sama tetapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number (RON) lebih baik sehingga untuk mesin juga lebih baik, sekaligus emisinya juga menurun, why not?," tutup Nicke.
Source | : | Kompas.com,Facebook Cerita Ojol |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR