MOTOR Plus-online.com - Polisi meringkus para tersangka pembuat BBM palsu yang meresahkan di empat SPBU.
Pemotor harus waspada peredaran Pertamax palsu yang dijual di beberapa SPBU Pertamina bisa bikin jebol mesin motor.
Jahat modus pelaku BBM palsu di SPBU Pertamina, Pertalite dioplos pakai pewarna dijual mahal seharga Pertamax.
Para pelaku sudah diamankan polisi dan aksi kejahatan ini sangat meresahkan pemilik kendaraan.
Polisi menangkap dan merilis para pelaku kejahatan sekaligus mengungkap modus para tersangka pemalsu BBM.
Dikutip dari KompasTV, Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri Brigjen Nunung Syaifudin mengungkap modus yang digunakan para tersangka kasus dugaan pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di empat SPBU di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Depok.
Nunung mengatakan lima tersangka dari empat SPBU tersebut menggunakan modus yang hampir sama.
“Modus operandi para pelaku ini hampir sama, yaitu mencampurkan bahan berupa minyak subsidi Pertalite, kemudian diberi pewarna hijau dengan yang mirip dengan Pertamax,” ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (28/3/2024).
Kasubdit III Dittipidter Bareskrim Polri Kombes Pol Feby DP Hutagalung mengatakan pencampuran Pertalite dengan zat pewarna cukup mudah.
Baca Juga: Polisi Umumkan 4 Lokasi SPBU Nakal Jual Pertamax Palsu, Daerah Ramai Bikers Semua
Baca Juga: Pertamina Siapkan Bensin Baru Pengganti Pertalite RON 92 Harga Sama Rp 10 Ribu Kualitas Lebih Baik
Selain itu, tidak dibutuhkan banyak pewarna untuk membuat Pertalite berubah menjadi Pertamax palsu.
"Kurang lebih komposisinya per 1.000 liter itu 1 sendok pewarna," jelas Feby.
Setelah mencampurkan Pertalite dengan pewarna, para tersangka kemudian menjualnya dengan harga Pertamax.
Diketahui, harga Pertalite saat ini adalah Rp10.000, sedangkan harga Pertamax adalah Rp 12.950.
Dengan demikian, para tersangka mendapatkan keuntungan kotor sebesar Rp 2.950 per liter.
Polisi telah menyita 29.046 liter Pertamax palsu di empat tangki pendam SPBU tersebut, dengan rincian SPBU Karang Tengah: 9.004 liter, SPBU Pinang: 3.700 liter, SPBU Kebon Jeruk: 6.814 liter dan SPBU Cimanggis: 9.528 liter.
Polisi juga mengamankan empat sampel BBM jenis Pertalite yang sudah dicampur zat pewarna agar menyerupai Pertamax dan sejumlah pewarna.
“Dokumen pemesanan dan penjualan BBM, alat komunikasi, uang hasil penjualan BBM total Rp 11.552.000,” kata Nunung.
Para tersangka dalam kasus ini adalah RHS (49) selaku pengelola SPBU, AP (37) dan DM (41) selaku manajer SPBU.
Baca Juga: Pertalite Akan Dihapus Penggantinya Bensin Baru Harganya Lebih Mahal Rp 3.900 Per Liter
Kemudian, pengawas SPBU berinisial RY (24) dan AH (26).
Mereka memulai kejahatannya dalam waktu yang berbeda-beda.
Para pelaku ini mengisi tangki di SPBU untuk Pertamax dengan Pertalite yang sudah diberi pewarna.
"Kemudian, diberikan zat pewarna sehingga warnanya Pertalite sama dengan Pertamax lalu dijual dengan menggunakan harga Pertamax," ujar Nunung.
"Motif dari para pelaku untuk adalah ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya," katanya lagi.
Nunung mengatakan, tersangka RHS telah melakukan kegiatan ini sejak Juni 2022 hingga bulan Maret 2024 di wilayah Tangerang.
Tersangka berinisial DM telah melakukan kecurangan ini sejak Januari 2023 hingga Januari 2024.
Diperkirakan DM mendapatkan keuntungan lebih dari Rp 2 miliar atau Rp 2.000.273.000.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR