Apapun versinya, mudik punya makna yang sama yaitu pulang kampung.
Tak jelas bagaimana istilah mudik kemudian dipakai secara luas sebagai aktivitas pulang ke kampung halaman saat mendekati Hari Raya Idul Fitri.
Sementara itu, Pracoyo Wiryoutomo, seperti dimuat Harian Kompas, 1 April 1992, menuliskan, mudik terjadi saat Ramadhan atau jelang Lebaran tak terlepas dari hakikat Idul Fitri.
Secara harfiah, Idul Fitri dimaknai sebagai kembali kepada fitrah atau kesucian.
Mudik, pulang kampung, kemudian dianggap sebagai upaya untuk kembali ke asal-usulnya.
Mereka ingin berjumpa dengan orangtua, saudara, dan melihat tempat di mana mereka tumbuh.
"Dengan pulang ke kampung, manusia akan teringat 'kampung yang kekal' atau akan ingat masa lalu 'siapa yang menciptakan' dan 'akan ke mana setelah itu'" tulis Pracoyo.
Baca Juga: Motor Murah Honda Verza Cuma Rp 5 Jutaan Surat Lengkap Siap Diajak Mudik Lebaran
Secara simbolis, mudik adalah dinilai mampu mengingatkan manusia untuk kembali ke asalnya, kembali ke fitrah.
Sementara itu, Sejarawan JJ Rizal, pernah menyatakan apa arti istilah mudik berasal dari kata menuju ke udik.
Namun sejauh ini, tak ada catatan pasti kapan tradisi mudik mulai dilakukan di Indonesia.
"Tidak ada data yang pasti kapan mulai, tetapi berkait mulanya dengan orang-orang yang menjadi jongos (pembantu laki-laki) dan babu (pembantu perempuan) yang harus pulang ke udik atau kampung,” kata Rizal.
Namun, lanjut dia, kini mudik dilakukan semua lapisan masyarakat seiring banyaknya orang yang meninggalkan kampung halaman untuk bekerja dan lain-lain.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Arti Istilah Mudik?" dan "Mudik, "Mulih Dhisik", Kembali ke Udik..."
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR