Segini Jauhnya Jarak Pemotor Boleh Tidak Puasa Saat Perjalanan Mudik Lebaran 2024

Ardhana Adwitiya - Minggu, 7 April 2024 | 15:25 WIB
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi mudik lebaran menggunakan motor ke kampung halaman.

MOTOR Plus-online.com - Ramai pemotor melaksanakan mudik Lebaran 2024 atau 1445 Hijriyah. 

Peningkatan arus kendaraan terjadi sejak H-5 Lebaran, Jumat (5/4/2024). 

Pemudik motor memadati jalur Pantura yang mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Begitu pun yang ke Barat, ribuan motor antre panjang untuk menyebrang dari Pulau Jawa ke Sumatera. 

Seperti diketahui, orang yang sedang dalam perjalanan atau musafir boleh membatalkan puasa

Lantas ada enggak sih batasan jarak seseorang dianggap musafir

"Kalau mau memang niat safar tidak ada jarak, ada yang 81 km, 83 km, ada yang 19 km dan naik-turun gunung pun dibilang safar," ujar Ustadz Muhammad Subhan Bawazier saat ditemui MOTOR Plus-online beberapa waktu lalu (10/3/2024). 

"Safar tuh pergi keluar kota, kalau enggak niat keluar kota ya enggak usah, sayang puasa kita," lanjut pembina Muslim Biker Indonesia (MBI) itu. 

Ardhana Adwitiya/MOTOR Plus-online
Ustadz Subhan Bawazier, pendakwah yang hobi motor.

Baca Juga: Daftar Harga Bensin Pertalite dan Pertamax Jelang Lebaran 2024, Termahal Rp 13.800 di Daerah Ini

Dalam Islam, seseorang yang sedang bepergian mendapat keringanan untuk membatalkan puasanya, seperti bunyi surat Al Baqarah ayat 185

"Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain."

Walau begitu, mantan Mufti Mesir Syekh Ali Jum'ah Muhammad mengatakan, seseorang yang memilih untuk tetap berpuasa dalam kondis bepergian memiliki pahala lebih besar.

Menurutnya, setiap musafir memiliki batasan masing-masing terkait beratnya menjalani puasa ketika bepergian.

Apabila seorang musafir merasa kesulitan, maka ia mendapat keringanan untuk tidak berpuasa. 

Bagi musafir yang tidak berpuasa, maka ia diwajibkan untuk menggantinya di luar Ramadhan.

Hal serupa juga terjadi bagi seseorang yang tidak berpuasa karena pekerjaan berat.

Tribunnews.com/Bambang Ismoyo
Motor mudik Lebaran di Pelabuhan Ciwandan, Banten.

Batas mengganti puasa Ramadhan tersebut adalah sampai pada Ramadhan tahun selanjutnya, dengan catatan di luar hari yang diharamkan puasa.

Baca Juga: Sejarah Tukang Sapu Logam di Pantura Pada Musim Mudik Antara Legenda dan Kecelakaan Maut

Jika seseorang tak kunjung membayarnya hingga datang Ramadhan selanjutnya, maka ia berdosa.

Ia juga diwajibkan membayar fidyah berupa memberi makan orang miskin satu orang setiap hari puasa, selain tetap mengganti puasanya.

Besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah memberi makan fakir miskin sebesar 1 mud atau 0,6 kilogram beras untuk satu hari puasa.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketentuan Puasa bagi Musafir, Apa Saja?"

Penulis : Ardhana Adwitiya
Editor : Ahmad Ridho


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular