"Produsen motor listrik ada yang belum punya pabrik sendiri, distibutor, leasing sendiri dan showroom motor bekas milik sendiri. Hal inilah yang membuat resale value motor listrik turun," ujarnya kepada MOTOR Plus di BSD Serpong Tangerang Selatan, belum lama ini.
Saat ini kalau membahas soal resale value masih dipegang motor bensin asal Jepang.
Sementara untuk motor listrik masih sulit karena tidak didukung empat item di atas.
United E-Motor sendiri sudah menyiapkan program Buy Back Guarantee untuk agar motor listrik United bekas masih kompetitif dan tidak turun terlalu jauh harganya.
Pihak United E-Motor berani membeli motor listrik bekas dan nantinya akan disewakan.
"Nantinya akan ada project baru Buy Back Guarantee dan semua motor bekas United akan kita tampung untuk kemudian disewakan lagi. Salah satunya bisa lewat kerjasama dengan ojol. Yang pasti harus ada value chance businnes kalau mau berkompetisi dengan motor konvensional semacam Honda dan Yamaha," lanjutnya.
Awan menambahkan yang membuat anjlok harga motor listrik bekas biasanya dari brand (merek) itu sendiri.
"Contoh brand A, kerjasama dengan perusahaan ojol. Nah mereka itu enggak beli unit motor listrik tapi sistem titip. Misal 1.000 unit tapi kalau mereka enggak suka dan ada model baru, produk A ini akan distop. Yang punya brand A ini bingung mau dikemanain ini dan akhirnya dijual dengan harga murah Rp 3 juta sampai Rp 5 juta," tegasnya.
Untuk mengantisipasi harga motor listrik tidak sampai merosot tajam, United E-Motor akan membuat penampung motor bekas sendiri.
Baca Juga: Fakta Diungkap Kolektor Uang Koin Langka Ini Laku Rp 10 Juta Bisa Buat DP Yamaha NMAX
Kalau mengandalkan penampung dari leasing atau pihak lelang sama saja harganya akan anjlok.
Karena itu konsumen harus pandai memilah jenis atau brand motor listrik sebelum membeli.
Hal ini untuk mempertahankan harga bekas yang tetap stabil dan bisa dengan mudah dijual.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR