"Selama ini di Jakarta kami tidak pernah dimintai barcode untuk isi Pertalite, tapi di Bengkulu malah diminta barcode. Begitu juga sepanjang perjalanan mudik lewat Lampung, Palembang, Lubuklinggau, kami tidak diminta barcode, namun di Bengkulu pakai, ini sungguh aneh," kata Sutan.
Kebijakan menggunakan barcode untuk Pertalite berlaku di Bengkulu sejak 6 Februari 2023.
Penggunaan QR code ini diterapkan agar penyaluran BBM subsidi tepat sasaran.
Dari data Pertamina, sementara ini ada 64.000 kendaraan di Bengkulu mengunduh dan menggunakan aplikasi MyPertamina.
Kebijakan pembelian BBM subsidi menggunakan barcode berlaku sejak September 2023 termasuk Bengkulu dan 41 kabupaten/kota di Indonesia.
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mendukung digitalisasi dan subsidi tepat sasaran.
"Untuk produk Pertalite kami akan melakukan pengembangan dengan mekanisme QR Code karena memang saat ini untuk Pertalite baru diimplementasikan di 41 kota/kabupaten sejak September 2023 termasuk Bengkulu," jelas Humas Pertamina Patra Niaga Sumbagsel, Haris Anza.
Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho bilang hal itu terjadi akibat pemudik belum tahu kebijakan pengisian BBM subsidi di Bengkulu.
"Kebijakan menggunakan barcode MyPertamina untuk BBM subsidi di Bengkulu sudah lama diterapkan, pemudik mungkin belum tahu karena Bengkulu merupakan daerah yang pertama menerapkan sistem barcode untuk BBM subsidi," tutur Tjahyo.
Nah, motor atau mobil yang brother punya sudah punya barcode MyPertamina atau belum nih?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tiba di Bengkulu, Pemudik Keluhkan Sulit Dapat Pertalite"
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR