Tetapi nilai minusnya, ordernya tentu menjadi sepi.
"Kalau orderannya banyak, senang banget," sambung Endang.
"Jadi cepat bolak-baliknya," tambahnya.
"Tapi, kalau jalanan sepi, orderannya enggak ada, ya enggak enak juga," lanjutnya.
Situasi ini otomatis berdampak kurang baik bagi pendapatan Endang selama seminggu terakhir.
Apabila pada hari normal ia bisa meraup Rp 250.000 per hari.
Selama momen libur Lebaran pendapatannya paling tinggi sebesar Rp 150.000 per hari.
Baca Juga: Kasihan Siang Malam Cari Nafkah Tanpa Lelah THR Lebaran Driver Ojol Bisa Cair atau Tidak
Situasi serupa dirasakan Sani (60), pengemudi ojek online lainnya.
Pada hari normal, ia bisa membantu 15 penumpang setiap hari.
Tetapi, di momen libur Lebaran kali ini, paling banyak ia mengangkut sembilan orang penumpang per hari.
"Tapi makin ke sini, makin nambah penumpang sih. Karena kan mungkin orang sudah mulai bergerak ke sana ke sini ya," ujar dia.
Endang dan Sani tertawa kecil ketika menyadari bahwa konsumen di DKI Jakarta sempat kesulitan mengakses ojol, beberapa waktu lalu, entah apa penyebabnya.
Sani menyebut, situasi ketimpangan permintaan dan penawaran itu ternyata tidak mengenakkan, baik bagi konsumen maupun bagi ojol itu sendiri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Penumpang Sempat Susah Cari Ojol, Kini Ojol yang Susah Cari Penumpang"
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR