"Kenapa mesti pakai motor tua, ya mending beli motor listrik baru saja sekalian," tukasnya.
"Sudah meluangkan waktu, harus re-engineering, harus sertifikasi ulang, ujung-ujungnya mendapatkan motor tua tapi semuanya baru. Sepertinya usahanya tak sebanding," opininya.
Hendro juga menyebut, konversi motor listrik di KOSMIK pun sudah seperti 'masa lalu'.
"Kalau menurut pendapat saya pribadi, konversi itu sebenarnya kalau di KOSMIK juga itu sudah masa lalu. Karena pada masa itu, belum terlalu stabil keberadaan produsen motor listrik," ceritanya.
"Kebanyakan teman teman KOSMIK memiliki motor listrik pada saat itu, namun dimakan usia ya body sudah pecah-pecah, rangka korosi, dan lain-lain. Sampai pada satu waktu, komponen listriknya masih bisa dipakai, akhirnya dipindahkan atau dikawinkan dengan rangka motor baru. Itu konversi," lanjut pria berkacamata ini.
"Ketika seakrang sudah banyak produksi massal, ya beberapa member berpikir untuk beli motor listrik baru saja," jelas Hendro.
Menurut Hendro, jika masih ada penggiat konversi motor listrik pun bertujuan untuk edukasi dan pembelajaran.
Baca Juga: Segini Biaya Konversi Motor Listrik Honda BeAT, Bentuknya Enggak Berubah Jauh
"Kalau pun ada rekan-rekan KOSMIK yang masih konversi motor listrik, itu tujuannya untuk reverse engineering, mempelajari sistemnya. Semacam proses belajar," jelasnya.
"Ke depannya konversi motor listrik di Indonesia saya kira akan begini-begini saja, karena paling itu menjadi bahan untuk proses inovasi dan edukasi," tutupnya.
Dilansir Kompas.com, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pernah membeberkan datanya.
Realisasi konversi motor listrik masih di bawah 1.000 unit dari target 50.000 unit pada 2023.
Penulis | : | Yuka Samudera |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR