"Tergantung pendapatannya. Kalau besar ya besar juga nyetornya. Tapi rata-rata memang segitu (15-20 ribu)," ujarnya.
Bukan cuma Heri, teman-temannya yang merupakan sesama tukang parkir juga turut menyetor sebagian penghasilannya.
"Disini yang parkirnya itu dua orang. Saya sama temen saya. Jadi dia juga ngasih lah gitu istilahnya mah," tambahnya.
Uang yang disisihkannya ini diklaim Heri sebagai uang kas saja.
"Ya itumah buat kas aja lah. Jadi ya buat kadeudeuh aja gitu bahasanya," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan (Sekdishub) Kota Bogor Dimas Tiko mengatakan, bahwa parkir di celukan ini merupakan parkir liar.
Semua keuntungannya tidak masuk ke Pemkot Bogor melainkan ke kantung pribadi.
"Kalau di Muslihat masih liar. Terutama kemarin ada info juga ke kami untuk diantisipasi di celukan," kata Dimas.
Baca Juga: Tukang Parkir Liar Ditertibkan Dishub DKI, Langsung Ngaku Punya Bekingan TNI dan Polisi
Untuk potensi kehilangan uangnya sendiri bagi Pemkot, perharinya bisa menyentuh angka 100 ribu.
"Kalau besaran kita lagi menghitung seperti yang kita selama ini di RS Melania, Situ Gede, Disdukcapil. Kalau per hari kita taksir satu tempat sehari bisa mendekati Rp 100 ribu, bisa dikali sebulan, dikali setahun," ungkapnya.
Dimas mengimbau, agar di celukan angkot ini tidak dijadikan lahan parkir.
"Kami sudah imbau untuk tidak ada parkir di situ. Info dari lapangan ada di saat malam petugas nggak ada," kata Dimas.
"Kadang siang juga mereka ada, padahal kita sudah pasang water barrier sebelum cerukan dipergunakan untuk angkot," tegasnya.
Nah, kalau menurut brother gimana dengan omzet tukang parkir tersebut?
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul "Soal Bagi Jatah Parkir Liar di Alun-alun Kota Bogor, Ketua Dapat Setoran Rp 15 Ribu"
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR