Ia pun memutuskan hijrah dan pindah ke Yogyakarta.
Di Yogyakarta Pri belajar bisnis dengan berjualan soto bersama sang istri.
Setelah jalan setahun dan usaha soto berkembang, dia bercita-cita untuk membangun panti asuhan.
Pada 2013, ada dua anak yatim piatu yang dititipkan padanya.
Hasil penjualan soto disisihkan untuk menghidupi anak-anak tersebut.
Lambat laun panti asuhan itu terus berkembang, bahkan sampai mengasuh 30 anak.
"Kami tidak mencari, anak-anak ini datang saja diantar oleh keluarganya," ujar dia.
Baca Juga: Nekat 11 Orang Serang Rumah Debt Collector di Probolinggo, Luka Parah di Kepala
"Kami terima dengan lapang dada," sambungnya.
Kini, jumlah anak di panti asuhnya tinggal tujuh orang saja.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR