Semenjak itu, Norlichan menikmati perjalanan lintas negara melalui perbatasan Jagoi Babang-Serikin yang sudah dianggapnya sebagai sahabat.
Hal itu terlihat dari bagaimana dirinya yang tak keberatan harus bangun tidur lebih awal setiap harinya.
"Bangunnya kisaran 05.00-05.20 WIB. Itu saya dapat bersiap-siap dari seragam saya, buku-buku saya, terus belum lagi sarapan pagi lah kadang-kadang," tutur Norlichan.
Setelah memastikan semua sudah siap dan rapi, Norlichan lantas berangkat ke arah titik nol Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang yang berjarak sekitar 10 menit dari rumahnya.
"Sekolahnya kalau dari Serikin ke SMA tuh, kan masuk sekolah pukul 07.00 WIB. Kalau mau berkisar di pukul 06.30 WIB," tutur Norlichan.
Ia pun kini sudah diperbolehkan mengendarai motor dari rumahnya ke sekolah dengan jarak 30 menit.
"Dulu kan dianter mama, baru mulai bawa motor sendiri sekitar kelas delapan," terang Norlichan.
Norlichan menyebut kehadiran PLBN ini membuat mobilisasinya menuju sekolah menjadi lebih aman dan nyaman.
"Dulu di sini kan belum ada PLBN, jadi ini (pos) belum jadi juga. Ini sudah semak-semak kayak gitu lah, dulu jalan juga enggak kayak gini, banyak batu-batuan," jelas Norlichan.
"Jadi semenjak tahun 2022 (PLBN) sudah jadi ini kan, jadinya kayak gini (semakin) bagusnya," tambahnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Uje |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR