Sementara itu, Autosport.com melaporkan setelah pertemuan Misano bahwa komunikasi dua arah antara pembalap dan Race Direction mulai diterapkan paling cepat tahun 2026.
Langkah berikutnya tentu saja komunikasi terbuka ala Formula 1, antara tim dan pembalap.
Hal ini tentu bakal jadi daya tarik tambahan, sehingga dapat meningkatkan animo MotoGP.
Penerapan komunikasi radio pun mendapat beragam tanggapan dari para pembalap.
Aleix Espargaro dan Fabio Quartararo mengaku setuju dengan penggunaan sistem komunikasi baru ini.
"Semakin cepat siap, semakin baik untuk pertunjukan," kata Aleix Espargaro.
"Kita perlu mencoba, gagal, mencoba lagi dan melihat ke mana kita bisa melangkah," tambahnya.
Baca Juga: MotoGP Mulai Uji Coba Team Radio, Efek Jorge Martin Ngaco di MotoGP San Marino?
"Namun, menurut saya salah satu hal yang paling menyenangkan tentang Formula 1 adalah radio," jelasnya.
"Saya rasa komunikasi sangat penting saat terjadi sesuatu yang serius di lintasan," ucap Fabio Quartararo.
"Misalnya, jika ada oli di lintasan dan tidak ada yang mengetahuinya," sambungnya.
"Namun, kami perlu sedikit meningkatkan volume audio," lanjut pembalap Prancis itu.
Berbeda dengan Aleix Espargaro dan Fabio Quartararo, Francesco Bagnaia terang-terangan tidak setuju sama penggunaan radio.
Bagnaia menentang keras komunikasi radio karena alasan kenyamanan dan kepraktisan.
"Saya sudah mencoba sistem ini dan menekan tombol selama 30 detik rasanya sakit," kata Francesco Bagnaia.
"Semua sistem peringatan sudah ada, seperti dashboard dan chart (pit board), tidak perlu komunikasi lagi," ucap juara dunia 3 kali itu.
"Saya tidak akan menggunakan hal seperti itu, saya rasa saya akan didenda di setiap pertandingan seperti Michael Jordan (karena mengenakan sepatu Nike merah yang tidak disetujui di awal karier NBA-nya)," pugnkasnya.
Source | : | Foxsports.com.au |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR