MOTOR Plus-online.com - Insiden sopir truk Pertamina dihadang komunitas motor Yamaha NMAX mendapat sorotan netizen.
Kejadiannya di daerah Deli Serdang, Sumatera Utara pada Sabtu (21/9/2024).
Dari potongan video yang tersebar di media sosial, netizen menilai aksi komunitas NMAX itu termasuk arogan.
Sayang belum jelas kronologi lengkap tentang siapa yang memulai keributan.
Info yang didapat MOTOR Plus-online, komunitas Yamaha NMAX itu selalu ditutup jalannya saat mau menyusul truk.
Sopir ditegur pun tak terima dan hampir menyenggol motor, hingga terjadi keributan.
Joel Deksa Mastana selaku pakar safety riding mengatakan, aksi arogansi komunitas motor di jalan sangat tidak dibenarkan.
"Bila terjadi kesalahan, tidak ada seorang pun yang berhak untuk menegur," ucap Joel Deksa Mastana dihubungi MOTOR Plus-online, Senin (23/9/2024).
Baca Juga: Ramai Rombongan Yamaha NMAX Hadang Truk Pertamina, YNCI Sumbagut Langsung Klarifikasi
"Yang boleh menegur itu hanya seorang penegak hukum," sambung pakar safety riding berlisensi Internasional itu.
"Dengan melakukan itu (hadang jalan) itu artinya menghambat," lanjutnya.
"Tapi sekali lagi karena mungkin tertantang oleh yang dilakukan mobil besar itu, mungkin terjadi insiden," tambah penasehat KNKT itu.
"Ini berulang-ulang terjadi baik dari sisi pemotor maupun sopir truk, menurut saya yang salah adalah sistematik aturan berlalu lintas," sambung Joel.
"Banyak pengendara saat bikin SIM hanya mengutamakan teknik berkendara, sementara tata cara berlalu lintas tidak dipelajari," lanjut pria yang sekolah safety riding di Jepang dan Australia itu.
"Jadi yang harus dibenarkan adalah belajar aturan tata cara berlalu lintas dan berbagi jalan, baru belajar teknik berkendara," jelasnya.
Joel menambahkan, sopir truk Pertamina yang ditegur pun bisa melapor ke polisi soall insiden tersebut.
"Sebaiknya kita tidak memberhentikan kendaraan di jalan raya, karena menegur pun tidak boleh," ucap Joel.
"Yang boleh menegur itu penegak hukum," sambung pria murah senyum ini.
"Supir truk bisa laporkan ke polisi," pungkasnya.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR