Niat mau beli motor sport bekas, wajib tahu bagian mana yang harus dicek.
Ada 6 bagian yang harus dicek di motor sport bekas.
1. CEK MESIN
Kondisi awal, bisa dilihat dari rembesan oli di bagian mesin saat mau ngecek motor sport bekas.
Terutama silinder blok atau silinder head. Oli yang keluar, menandakan seal atau gasket sudah harus diganti.
(BACA JUGA: 3 Motor Sport Keren yang Harga Bekasnya Jatuh)
“Motor yang sehat tidak ada oli rembes dari mesin,” wanti H. Sarimun, pedagang motor bekas di Jl. Setiamekar Raya No. 2B Bekasi, Jawa Barat. Waspada.. rembesan oli tidak hanya dari seal yang bocor. Komponen yang retak atau pecah halus pun, berpotensi bikin oli rembes.
“Pokoknya kalau sudah ada rembesan oli, mending cari motor lain,” tambahnya.
Untuk mengetahui suara mesin, motor bisa dihidupkan dan dengarkan kalau ada bunyi-bunyi aneh di sekitar mesin.
Kalau bunyi mesin di sekitar head silinder, itu bisa diakibatkan oleh setelan klep yang sudah renggang, rantai keteng yang mulur atau ada komponen yang aus.
Untuk bagian tengah mesin, sobat harus waspada komponen bearing kruk as yang oblak atau setang piston yang kena.
Beralih ke karburator atau injeksi, motor yang baik bisa dilihat saat langsam motor yang, putaran mesin idle yakni sekitar 1.400 -/+ 1.000 rpm untuk bebek dan sport sedangkan 1.700 -/+ 1.000 rpm untuk matic.
2. CEK SPIDOMETER LALU HITUNG JARAK TEMPUHNYA
Selain mengecek surat-surat kendaraan bermotor, ada pula langkah lain, yaitu mengecek kondisi fisik motor.
Ada satu trik lagi biar tau motor yang mau dibeli motor lelah, atau motor yang dipakai normal saja alias jarang diajak jalan.
Dengan cara melihat jarak tempuh di odometernya.
Motor yang baik sudah semestinya memiliki speedometer, meteran bensin, indikator lampu, dan penghitung jarak yang berfungsi dengan normal.
Khusus motor gede, panel juga harus dilengkapi tachometer. Pastikan enggak ada keretakan atau bekas pembongkaran pada panel motor.
Hitung juga kewajaran antara jarak yang telah ditempuh motor dengan umurnya. Pemakaian wajar motor dalam setahun adalah 10.000 km. Berarti jika motor yang kamu beli baru berusia 2 tahun, jarak yang ditempuhnya enggak boleh lebih dari 20.000 km.
(BACA JUGA: Ini Dia 2-Tak Paling Legendaris)
3. CEK KELISTRIKAN
Salah satu yang cukup vital dalam membeli motor bekas, adalah kondisi kelistrikan. Pasalnya jika sudah tidak baik, maka biasanya uang yang harus dikeluarkan tentu tidak sedikit. Yang pertama adalah lampu. Apalagi motor sekarang banyak yang mengusung teknologi lampu LED, ketimbang lampu bohlam biasa.
"Selama kelistrikan tidak ada masalah, maka lampu LED enggak akan putus. Jadi bisa seusia motornya,” ucap Sarwono Edhi, Technical Training Manager Astra Honda Training Center. Jangan beli motor yang lampu LEDnya bermasalah, karena harganya mahal.
Sebagai contoh headlamp LED Honda PCX150 bisa mencapai Rp 4 jutaan, karena manyatu dengan sein. Vario 125/150 bisa mencapai Rp 600 ribu. Cukup menguras kantong kan? Dilanjut cek kondisi busi.
"Biasanya pembeli di sini saya suruh cek semua terutama kondisi busi, apakah masih bagus apa tidak percikan apinya," bilang Mujoko, pemilik gerai motor bekas Mandiri Kawan Setia Motor di bilangan Tj Priok, Jakarta Utara.
Lalu cek juga apakah kondisi akinya masih bagus atau tidak. "Caranya adalah menstarter motor beberapa kali. Kan nanti bisa ketahuan, apakah akinya sudah mulai tekor atau kiproknya mulai turun kerjanya. Tes ini bisa dicek dengan voltmeter, kalau masih di angka 12,4-13 Volt artinya artinya masih bagus tuh akinya," ungkap Mujoko.
4. TEST RIDE
Enggak cuma ketika sobat beli motor baru saja yang harus di-test ride lebih dahulu. Untuk menentukan kualitas barang yang akan kita gunakan, harus tes jalan.
“Saat melakukan test, coba melakukan perpindahan gigi untuk motor bebek atau sport, bila perpindahan gigi terasa sulit dilakukan, kemungkinan kampas koplingnya sudah akan habis. Jangan beli motor bekas dalam kondisi demikian,” bilang Rio Nugroho Cahyandaru, pemilik showroom motor bekas bernama Tapas Motor.
Selain itu coba juga untuk melaju sekitar 40 km/jam, lalu tekan rem sedikit mendadak untuk memastikan motor tidak sulit dikendalikan. Pengecekan rangka atau sasis motor juga diperlukan untuk mendeteksi kelurusan sasis. Sobat bisa intip dari bagian belakang motor untuk memastikan posisi rangka masih lurus.
Jika pemindah daya seperti rantai atau gir tidak bagus, akan timbul suara kasar.
5. CEK KAKI-KAKI ATAU SOKBREKER
Pada sok depan ataupun belakang, sobat cek lebih dulu apakah terdapat rembesan oli atau tidak. Setelah itu, sobat coba ajak jalan melewati jalan rusak dan melibas polisi tidur, apakah sok masih dapat meredam dengan normal atau sudah mati (letoy atau malah keras).
“Biasanya, jika melibas polisi tidur, sok yang masih bagus tidak akan memantul terlalu banyak, maksimal hanya dua kali saja. Perhatikan juga bearing roda, jika diajak pelan ada goyang-goyang di bagian roda depan atau belakang, sobat bisa cek bearing rodanya,” tambah Rio yang showroomnya ada di Jl. Tapas Blok D3, No. 5-6, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
6. CEK TANGKI
Untuk motor-motor yang sudah berumur, ada baiknya mengecek tangki bahan bakar. Sobat bisa cek bagian pinggir tangki, biasanya motor-motor yang sudah di atas 5 tahun akan terdapat karat di bagian tangki.
Enggak cuman itu, sobat juga lihat kondisi bahan bakar yang ada di tangki.
Jika bensin terlihat keruh, ini bisa menjadi indikasi kalau motor sudah dalam kondisi tidak bergerak dalam waktu lama.
Bensin yang tersimpan lama, dapat mendatangkan malapetaka pada sepeda motor.
Kelembaban yang terbentuk di dalam tangki bensin penuh dan sebagian air dapat merusak tangki alias bikin karat. (www.motorplus-online.com)
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : |
KOMENTAR