MOTOR Plus-online.com - Enggak bisa sembarangan merawat V-belt alias sabuk di motor matic.
Perawatan V-belt yang diprogram karena sabuk mentransfer daya ke roda belakang.
V-belt ini membuat putaran dari primary pulley atau puli depan ke secondary pulley (puli belakang).
Baru kemudian daya mesin direduksi terlebih dahulu di girboks, lalu diteruskan ke roda belakang.
(BACA JUGA: Bukan Minta Lorenzo Dihukum, Ini Tujuan Mulia Dani Pedrosa Labrak FIM MotoGP Steward)
V-belt di motor matik ini ada masa pakainya, yakni sampai sekitar jarak tempuh 20-25 ribu kilometer.
Part yang menghubungkan puli depan dengan puli belakang ini, berada dalam ruang CVT (Continuous Variable Transmission) yang memiliki sistem pendinginan tersendiri.
Sistem pendinginan dalam ruang CVT tersebut umumnya didesain tertutup, agar terhindar dari masuknya kotoran, debu dan air.
Sampai masuk partikel-partikel debu dan air, bisa membuat kinerja komponen CVT jadi bermasalah, bahkan mempercepat keausannya.
(BACA JUGA: Serangan Andrea Dovizioso, Ada Dua Kesalahan Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo di MotoGP Spanyol)
Pastinya sobat gak mau dong, V-belt matik kesayangan putus sebelum waktunya.
Kalau sudah putus, tentunya membuat matik sobat tidak bisa jalan lagi.
Ibarat kata anak gaul, “Kelar hidup lo!”. Hehehe...
Nah, karena fungsi V-belt sangat penting di motor matik, maka perawatannya harus benar-benar diperhatikan.
(BACA JUGA: Serius Nih? Cuma Ganti Oli, Sokbreker Depan Yamaha NMAX Bisa Lebih Empuk)
Bila odometer matik sobat sudah menunjukkan jarak tempuh 25 ribu km, meski V-beltnya belum putus, langsung saja lakukan penggantian.
Karena, tidak ada gejala khusus atau bunyi-bunyi yang mengisyaratkan V-belt akan putus.
Kalau terasa dan vibrasi atau akselerasi tidak maksimal, itu cenderung diakibatkan roller yang sudah mengalami keausan.
Sementara keausan pada V-belt, lazimnya hanya perdengarkan suara berdecit, itu pun lazimnya pada saat akselerasi awal.
(BACA JUGA: Supermoto Berotot.. Honda CRF150L Caplok Kaki-kaki Berkelas, Lihat Video Detailnya)
Sebaliknya, ciri-ciri V-belt akan putus, hanya bisa dilihat secara fisik.
Jadi, sobat kudu bongkar dulu bagian CVT-nya, dan lepas V-beltnya.
Setelah V-belt dilepas, coba sobat periksa bentuk V pada semua bagian belt yang bergerigi, dan coba tekan bagian itu.
Jika tampak ada retakan, maka belt harus segera diganti.
(BACA JUGA: Bocor.. Dani Pedrosa Bongkar Percakapan FIM MotoGP Steward Setelah Insiden di MotoGP Spanyol)
Perhatikan juga sisi samping belt di bagian yang cekung atau berbetuk V tadi.
Bila sudutnya sudah terlalu tajam, artinya V-belt sudah aus dan mesti diganti.
Dan biasanya keausan seperti ini akan menimbulkan suara berisik di CVT.
Oh iya, V-belt bisa juga cepat mengalami keausan sebelum 25 ribu km, bila beban kerjanya berlebihan.
(BACA JUGA: Gara-gara Ulah Marquez di MotoGP Argentina, Dorna Bikin Aturan Baru Lagi)
Misalnya motor matik sobat, bannya diganti pakai yang lebih lebar dari standarnya.
Atau mesinnya dibore up ekstrem, yang membuat tarikan belt jadi terlalu kuat dan sebagainya.
Bila sudah mengalami keausan pada V-belt, untuk pembesut matik Yamaha, V-Belt Yamaha Genuine Part adalah pilihan bijak.
Sebab, selain dibikin dari bahan berkualitas tinggi, mulai dari karet ambalannya, karet pelapis hingga serat baja di dalamnya, juga dirancang presisi dan seusuai dengan mesin matik Yamaha.
(BACA JUGA: Terjatuh usai Senggolan di MotoGP Spanyol, Dani Pedrosa Terpaksa Naik Motor Yamaha)
Jangan lupa pula melakukan perawatan rutin bagian CVT ini, di bengkel resmi.
Karena beberapa bagian CVT pun memerlukan pelumasan pakai grease khusus.
Bila harus pula melakukan penggantian roller, gunakan roller asli dengan bobot sesuai standar.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR