(BACA JUGA : Harus Tahu.. Korban Begal yang Jadi Tersangka Bisa Bebas Karena Pasal Ini)
BACA KODE PER
Per memiliki tekanan berbeda, meski diameter ulir pegas yang diusung sama.
"Kami sebutnya spring rate. Biasanya diwakili lambang K," kata sebut Benny Rachmawan, Product Development Mitra2000 selaku produsen sok YYS di Indonesia.
Kemampuan tekanan per bisa dilihat dari kode yang terlampir di ulir.
Misal, seperti di sok YYS tertulis 46-80-160.
Angka pertama alias 46, itu diameter per keseluruhan.
Lalu angka ke-2 (80), mewakili spring rate dalam satuan N/mm.
Terakhir, angka 160 ini mewakili tinggi per.
(BACA JUGA : Apes... Gara-gara Capek, Maling Motor Ditangkap dan Dipukuli Warga di Depok)
Ada lagi misalnya, 46-17-25-140.
Nah, buat angka ke-2 dan ke-3 itu mewakili spring rate atas dan bawah.
"Semakin kecil angka, semakin empuk reaksi yang diberikan," tutupnya.
LINEAR ATAU KONVENSIONAL
Disebut konvensional atau linear, itu karena per ini memiliki kerengganan alur yang konstan atau sama. Ya, mulai dari ujung atas atau bawah.
"Karakternya hanya cocok untuk satu kebutuhan saja. Karena gaya reaksi yang dimunculkan hanya satu," ungkap Yohanes Martono, Engineer PT Showa Indonesia MFG (SIM).
Misalnya kebutuhan balap yang hanya dibebani satu penunggang aja.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR