Sejenak kemudian, ringan kembali.
Kejadian putaran berat-ringan ini dialami berulang selama motor berjalan.
Selama putaran berat, grip gas atau rpm mesin tidak mau dikail lebih tinggi.
Baca Juga : Sudah Tahu Harganya, Kalian Tahu Enggak Sih Apa Fungsi Sebenarnya Dynotest?
Pengetesan selanjutnya dilakukan di atas mesin dyno milik Ultraspeed di Jl. H Mencong, Ciledug, Tangerang.
Pertama, dilakukan pengukuran power Scoopy dengan oli sesuai anjuran pabrik. Ya, 0,8 liter. Power yang didapat, 6,9 dk/7.764 rpm.
Kemudian, Scoopy diisikan oli 1,1 liter. Lanjut diajak jalan lagi di atas mesin dyno.
Power skubek retro ini langsung drop hingga 4,3 dk/ 7520 rpm.
Tapi, untuk mencapai power dan rpm ini, dibutuhkan waktu cukup lama.
Begitu juga torsi maksimal. Dari awalnya 6,7 ft-lbs / 6.047 rpm turun menjadi 5,07 ft-lbs / 6.143 rpm.
Bahkan meski grip gas diputar lebih dalam lagi, kitiran mesin pun seperti ogah beranjak naik.
Beraaatttss...Sampai-sampai takutnya malah akan mengakibatkan mesin jebol!
Kini, terjawab sudah. So, sebaiknya memang isi pelumas, sesuai kebutuhan mesin dan anjuran pabrikan ya!
Source | : | Otomotifnet.gridoto.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Reyhan Firdaus |
KOMENTAR