Motor BSA yang memiliki tenaga cukup kuat menjadi populer di kalangan ibu-ibu yang ingin berbelanja.
Para pemuda pun bergerilya mencari BSA lain ke luar Aceh hingga ke Pulau Jawa.
Erizal Kesuma Ginting mengaku bahwa anak Siantar saat itu memang sangat kreatif.
Bahkan, pernah memboyong onderdil BSA dengan berat puluhan ton dari Pulau Jawa dengan menggunakan kapal laut.
Baca Juga : Banyak Yang Belum Tahu, Siapa Tuh ITDC Yang Gelar MotoGP Indonesia 2021?
"Becak BSA akhirnya terkumpul hingga 3.000 unit tahun 1971" ujar Erizal Kesuma Ginting.
"Ini sebagai jawaban untuk permintaan pasar sangat dibutuhkan," ujar imbuhnya
Siantar sebagai kota tujuan berbelanja masyarakat dari daerah Samosir, Tobasa, Simalungun, dan Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan.
Penulis buku sejarah "Siantar Berdarah" ini menceritakan tahun 1972 motor gede dengan kekuatan 350 cc hingga 550 cc ini berhenti diproduksi.
Baca Juga : Masih Nekat Pasang Kanopi di Motor? Ini Bahaya yang Muncul Menurut Pakar Safety Riding
Source | : | Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Indra GT |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR